
Juni Tetap Jadi Zona Bahaya Bitcoin, S&P 500 Siap Lanjutkan Reli Musim Panas
Bitcoin kembali berada dalam posisi sulit setiap bulan Juni. Jika penurunan harga berlanjut hingga akhir kuartal kedua 2025, maka ini akan menjadi musim panas keempat berturut-turut di mana Bitcoin ditutup di zona merah. Sementara itu, indeks S&P 500 justru berpeluang mencetak reli musim panas ketiga secara beruntun.
Sejak tahun 2020 hingga 2024, S&P 500 mencatatkan delapan kali performa positif selama bulan Juli dan Agustus. Bitcoin juga mencatat enam kenaikan selama periode tersebut. Namun, perbedaan mencolok mulai terlihat di bulan Juni: Bitcoin hanya mencatat satu bulan Juni yang positif dalam lima tahun terakhir, sementara S&P 500 hanya dua kali negatif di bulan yang sama.
Meskipun terlihat seperti pola musiman, penurunan Bitcoin di musim panas lebih dipicu oleh guncangan internal industri kripto dan dinamika ekonomi global, seperti larangan mining di Tiongkok, siklus halving, dan inflasi pasca-COVID.
Rekap Musim Panas Bitcoin: 2020–2024
2020: Bitcoin Rebound Pasca Halving dan Stimulus Global
Meski turun 3,18% pada Juni 2020, Bitcoin sebelumnya menunjukkan kekuatan dengan menembus $10.000 pasca crash COVID. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual setelah halving pada 11 Mei. Namun, paket stimulus global dan suku bunga mendekati nol mendorong minat terhadap aset berisiko, termasuk kripto. S&P 500 dan Bitcoin sama-sama menguat hingga Agustus. Momen ini dikenal sebagai "DeFi Summer".
2021: China Guncang Pasar Kripto
Bitcoin menghadapi tekanan besar akibat tindakan keras China terhadap mining dan perdagangan kripto. Penurunan berlanjut sepanjang Juni, tetapi pulih pada Juli berkat minat institusional yang dipicu oleh tokoh-tokoh seperti Elon Musk dan Cathie Wood. Bitcoin menutup musim panas dengan kenaikan 8,68%—terakhir kalinya musim panas berakhir positif bagi BTC.
2022: Terburuk dalam Sejarah Musim Panas Kripto
Musim panas 2022 ditandai oleh kehancuran ekosistem Terra dan likuiditas Celsius. Three Arrows Capital kolaps, dan SEC menolak permintaan ETF spot dari Grayscale. Inflasi AS menyentuh 9,1%, mendorong kenaikan suku bunga agresif dari The Fed. Meski Big Tech berhasil mengangkat S&P 500 pada Juli, pidato ketat Jerome Powell di Jackson Hole memadamkan optimisme pada Agustus. Bitcoin dan saham bergerak seirama sepanjang musim panas.
2023: Efek ETF dan Harapan Singkat
Juni 2023 menjadi pengecualian bagi Bitcoin. Gelombang pengajuan ETF dari BlackRock mendorong harga naik 12% dalam sebulan. Sementara itu, S&P 500 tertahan akibat kebijakan moneter The Fed yang tetap hawkish. Namun, keduanya ditutup negatif pada Agustus. Kebangkrutan Evergrande dan pidato Powell kembali membebani pasar.
Musim panas masih menjadi periode penuh risiko bagi Bitcoin, terutama di bulan Juni. Berbeda dengan saham-saham utama di S&P 500 yang cenderung rebound berkat performa sektor teknologi dan sentimen investor, Bitcoin justru lebih rentan terhadap guncangan regulasi dan makroekonomi. Dengan pendekatan akhir kuartal kedua 2025, investor perlu mengawasi potensi pengulangan pola ini.