
Level Kunci Bitcoin Jebol, Sinyal Koreksi Lebih Dalam?
Harga Bitcoin (BTC) mengalami tekanan besar setelah menembus di bawah moving average (rata-rata pergerakan) utama, yang selama ini menjadi level support krusial. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan trader dan investor, mengindikasikan potensi pelemahan lebih lanjut di pasar kripto.
Penurunan harga terbaru menunjukkan pola bearish, dengan BTC turun di bawah moving average kunci yang selama ini menjadi support kuat secara historis. Hal ini menandakan kemungkinan pergeseran momentum, di mana tekanan jual meningkat dan meningkatkan risiko tren turun lebih panjang.
Indikator Teknikal Tunjukkan Momentum Bearish
Tekanan jual semakin terlihat dalam indikator teknis, terutama Relative Strength Index (RSI), yang kini turun di bawah level 50% dan mendekati zona oversold. Biasanya, pergerakan RSI ke zona ini menunjukkan dominasi penjual di pasar, yang berpotensi mendorong Bitcoin ke fase koreksi lebih lanjut.
Jika RSI terus menurun hingga ke area oversold tanpa adanya minat beli yang kuat, BTC bisa menghadapi tekanan lebih besar dan memperpanjang tren turun. Namun, jika terjadi rebound dari zona ini, Bitcoin berpotensi menemukan titik bottom sebelum berbalik naik.
Zona kunci yang perlu diperhatikan adalah support krusial di $100.000, yang dapat menjadi penentu apakah BTC akan kembali naik atau justru turun lebih dalam. Jika BTC gagal mempertahankan level ini dan terus menurun, kemungkinan besar harga akan menguji level lebih rendah di $93.257 atau bahkan $85.211.
Sebaliknya, jika Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan mampu kembali menembus rata-rata pergerakan utama serta zona resistanc, ini bisa menjadi sinyal kembalinya momentum bullish.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di harga $99.015, turun 3% dalam 24 terakhir, dan minus 5,6% dalam periode tujuh hari. Pada situasi ini, pasar masih menunggu pergerakan lebih lanjut untuk menentukan apakah Bitcoin hanya mengalami koreksi sehat atau akan memasuki tren penurunan lebih dalam.