Mengapa Komunitas Kripto Sangat Tertarik pada Gagasan 'Freedom Cities'?
Trump dan Gagasan “Freedom Cities”
Selama kampanye pilpresnya, Donald Trump mengusulkan pembangunan 10 kota baru bernama Freedom Cities di atas lahan publik AS. Kota-kota ini akan bebas dari “birokrasi menghambat”, termasuk regulasi lingkungan yang kerap memperlambat pembangunan rumah terjangkau.
Meskipun terdengar baru, konsep ini sebenarnya adalah versi modern dari charter cities, yang telah ada sejak akhir abad ke-19. Namun, ide Trump berhasil menarik perhatian banyak tokoh Silicon Valley seperti Elon Musk, Peter Thiel, dan Balaji Srinivasan—para pendukung awal kripto dan blockchain.
Pemerintah Mulai Bergerak
Pada Maret 2025, pemerintah Trump mulai membentuk Satgas Gabungan untuk memanfaatkan lahan federal yang tidak digunakan. Tujuannya: membangun stok perumahan terjangkau dan mewujudkan freedom cities.
Namun, para pengkritik menilai bahwa membangun kota tanpa regulasi seperti Clean Water Act atau Endangered Species Act bisa berarti menciptakan “wilayah hukum yang ditangguhkan” — tempat di mana hukum tidak sepenuhnya berlaku.
Apakah Ini Proyek Utopis atau Eksperimen Politik?
Menurut profesor geografi Max Woodworth, proyek ini tak lazim bagi pemerintahan AS, namun “zaman ini bukanlah zaman normal”. Ia mencatat bahwa kota sering dijadikan laboratorium politik — mulai dari yang berhaluan fasis, komunis, hingga libertarian.
Sementara itu, kritikus menyebut freedom cities sebagai “versi modern dari kota perusahaan lama” seperti Pullman, Illinois — di mana dahulu warga hanya bisa bertransaksi menggunakan scrip, sekarang digantikan oleh kripto.
Apa yang Membuat Komunitas Kripto Tertarik?
Menurut Jeffrey Mason dari Charter Cities Institute, komunitas kripto memiliki minat alami terhadap sistem pemerintahan baru dan desentralisasi. Mereka melihat freedom cities sebagai tempat untuk menguji inovasi tanpa hambatan regulasi.
Tom Bell dari Chapman University menambahkan bahwa para investor kripto berharap pada sistem hukum yang tidak bermusuhan terhadap teknologi keuangan. Freedom cities dapat menjadi tempat untuk mewujudkan ide-ide kripto secara nyata.
Contoh Kasus: California Forever dan Próspera
California Forever (AS)
Proyek ini bertujuan menciptakan kota ramah lingkungan di Solano County, California. Namun proyek senilai $900 juta itu ditangguhkan karena investigasi lingkungan dan konflik dengan warga lokal. Kasus ini menyoroti tantangan hukum dan sosial dalam membangun kota baru dari nol di AS.
Próspera (Honduras)
Kebalikan dari California Forever, Próspera berhasil membangun kota startup di Pulau Roatán, Honduras. Dengan zona ekonomi khusus, peraturan sendiri, dan sistem arbitrase independen, kota ini menarik perusahaan fintech dan eksperimen medis tanpa standar FDA.
Próspera bahkan menerima investasi dari Coinbase Ventures dan menyebut dirinya sebagai “salah satu yurisdiksi paling ramah Bitcoin di dunia.” Namun, kini kota ini menghadapi gugatan arbitrase $11 miliar terhadap negara Honduras.
Jalan Menuju Kota Masa Depan Tak Mudah
Gagasan freedom cities adalah peluang besar dan tantangan besar. Ia menarik bagi komunitas kripto karena menjanjikan kebebasan inovasi, regulasi ringan, dan sistem desentralisasi. Namun sejarah dan studi kasus menunjukkan bahwa membangun kota dari nol — bahkan dengan teknologi dan niat baik — bukanlah perkara mudah.
Bagi komunitas kripto, freedom cities mungkin lebih dari sekadar kota baru. Ia adalah simbol kebebasan, eksperimen sosial, dan harapan bahwa sistem baru bisa dibangun dari bawah, sesuai semangat Web3 dan blockchain.