Apa yang Terjadi pada Dunia Kripto Jika Trump Memecat Ketua The Fed Jerome Powell?
Trump vs. Powell: Konflik Kekuasaan dan Dampaknya bagi Kripto
Beberapa bulan terakhir, pasar AS dihantui oleh pola yang berulang: Trump mengambil kebijakan kontroversial, pasar merespons negatif, dan Trump menuntut Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga. Namun Powell, yang dikenal tegas menjaga independensi Federal Reserve (The Fed), menolak.
Penurunan suku bunga dapat mendorong ekonomi dalam jangka pendek dan memberi kesan bahwa Trump berhasil meningkatkan pertumbuhan. Namun, Powell ingin tetap berpegang pada mandat ganda The Fed: menjaga kestabilan harga dan memaksimalkan lapangan kerja, serta mempertahankan kemandirian bank sentral dari tekanan politik.
Ancaman Pemecatan dan Ketakutan Pasar
Trump baru-baru ini mengisyaratkan akan memecat Powell, bahkan menyebutnya "pecundang besar" di Truth Social. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan investor dan menyebabkan gejolak pasar. Meskipun Trump kemudian mengklarifikasi bahwa ia tidak akan memecat Powell, banyak pihak percaya ini hanya penundaan sementara.
Jika Trump benar-benar melakukannya, apa dampaknya bagi pasar kripto?
Mengguncang Fondasi The Fed: Risiko Sistemik
Secara hukum, pemecatan Powell tidak mudah. Berdasarkan UU The Fed 1913 dan preseden kasus Humphrey’s Executor v. United States, presiden tidak bisa sembarangan memecat kepala lembaga independen seperti The Fed.
Namun, jika Trump berhasil menggulingkan aturan ini — didukung Mahkamah Agung yang konservatif — maka preseden itu akan runtuh, membuka jalan bagi setiap presiden untuk mengendalikan kebijakan moneter sesuka hati. Hal ini berisiko besar memicu hilangnya kepercayaan global terhadap dolar AS dan obligasi negara (US Treasury).
Apakah Ini Titik Pembuktian untuk Bitcoin?
Pemecatan Powell bisa menjadi katalis bagi narasi awal Bitcoin — lepas dari sistem terpusat dan campur tangan lembaga keuangan.
Jika pasar mulai kehilangan kepercayaan pada obligasi AS, arus modal dapat beralih ke aset alternatif seperti kripto. Bahkan saat harga saham tertekan oleh krisis tarif, Bitcoin justru melonjak, memunculkan spekulasi bahwa inilah awal dari "decoupling" antara BTC dan pasar tradisional.
Tapi… Krisis The Fed Juga Bisa Menghantam Stablecoin
Tidak semua aset kripto akan diuntungkan. Stablecoin seperti USDC dan USDT sangat bergantung pada obligasi pemerintah AS sebagai jaminan.
Jika terjadi default atau penurunan nilai obligasi AS, maka stablecoin bisa menjadi tidak sepenuhnya dijamin (undercollateralized). Hal ini berpotensi memicu panic sell, bank run, dan likuidasi kontrak pintar (smart contract) yang melibatkan stablecoin — menyebabkan efek domino ke seluruh pasar kripto.
Peran Dominan Dolar Dipertaruhkan
Lebih jauh lagi, jika kepercayaan terhadap dolar sebagai mata uang cadangan dunia goyah, maka dominasi AS dalam sektor kripto global juga ikut terancam. Negara seperti Cina dan Uni Eropa bisa mengisi kekosongan, dengan model regulasi yang jauh lebih ketat.
Seorang pengacara kripto menyatakan:
“China kemungkinan akan mengisi celah yang ditinggalkan AS. EU juga. Sayangnya, keduanya tidak ramah terhadap kripto. Ini akan jadi masalah besar.”
Studi Kasus: Antara Peluang dan Bencana
Jika The Fed kehilangan kemandirian, bukan tidak mungkin Trump akan menempuh jalan “restrukturisasi utang” ala korporat — seperti dalam kebangkrutan bisnisnya dulu. Ia bahkan pernah menyatakan kemungkinan “mendiskon” utang negara berdasarkan dugaan kecurangan dalam sistem Treasury.
Hal ini akan menghantam sistem keuangan global dan kripto tidak kebal. Meski sebagian investor akan beralih ke aset digital, keruntuhan stablecoin dan ketidakpastian regulasi bisa menghambat adopsi jangka panjang.