
Penjualan X ke xAI oleh Elon Musk Picu Kontroversi dan Perumit Gugatan Hukum
Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah menjual platform media sosial X (sebelumnya Twitter) ke perusahaan kecerdasan buatannya, xAI. Langkah ini menuai kontroversi karena bertepatan dengan penolakan hakim AS terhadap upaya Musk untuk membatalkan gugatan hukum yang menuduhnya melakukan penipuan dalam akuisisi Twitter.
Dampak Penjualan X ke xAI terhadap Gugatan Hukum
Penyerahan kepemilikan X ke xAI pada 28 Maret 2025 memperumit gugatan class action terhadap Musk. Gugatan ini menuduhnya menipu mantan pemegang saham Twitter dengan menunda pengungkapan investasinya. Adam Cochran, mitra di Cinneamhain Ventures, menyebut dalam unggahan di X bahwa transaksi ini membuat kasus hukum terhadap Musk menjadi "jauh lebih panas".
Risiko Hukum bagi xAI Setelah Akuisisi X
Pada hari yang sama dengan pengumuman akuisisi, seorang hakim AS menolak permohonan Musk untuk membatalkan gugatan. Cochran menilai bahwa langkah ini membuka xAI terhadap eksposur hukum yang lebih besar.
Dalam transaksi ini, Musk menilai xAI sebesar $80 miliar dan X sebesar $33 miliar, dengan mempertimbangkan utang $12 miliar dari valuasi $45 miliar. Musk sendiri mengakuisisi Twitter pada April 2022 dengan harga sekitar $44 miliar.
Musk menjelaskan bahwa masa depan xAI dan X kini saling terkait. "Hari ini, kami secara resmi mengambil langkah untuk menggabungkan data, model AI, komputasi, distribusi, dan talenta," ujarnya. Musk juga menyebut bahwa penggabungan ini akan membuka potensi besar dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan xAI dengan jangkauan luas X serta mempercepat kemajuan teknologi AI.
Namun, Cochran mengkritik transaksi ini dengan menyatakan bahwa Musk menggunakan valuasi saham xAI yang meningkat untuk membayar X dengan harga yang jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya, tetapi tetap mengalami kerugian $11 miliar. Ia menuduh Musk merugikan investor xAI dan X serta menjual data pengguna X kepada xAI sebagai bagian dari kesepakatan ini.
Grok: Chatbot AI xAI yang Menjadi Sorotan
xAI dikenal dengan chatbot AI-nya, Grok, yang telah terintegrasi dalam platform X. Ketika Grok dirilis pada November 2023, Musk mengklaim bahwa chatbot tersebut mampu mengungguli versi pertama ChatGPT dari OpenAI dalam berbagai ujian akademik.
Motivasi utama Musk dalam membangun Grok adalah menciptakan alat AI yang dapat membantu manusia dalam penelitian dan inovasi.
Sementara itu, valuasi xAI sebesar $80 miliar menuai perdebatan. Cochran menyebut angka tersebut "terlalu tinggi dan tidak masuk akal." Namun, seorang pengembang kripto bernama Keef berpendapat sebaliknya. "Meskipun ini tampak mencurigakan, Grok saat ini mungkin benar-benar merupakan model AI terbaik untuk berbagai tugas," ujarnya.
Implikasi Penjualan X ke xAI
Penjualan X ke xAI semakin memperumit lanskap hukum dan bisnis bagi Elon Musk. Di satu sisi, penggabungan ini membuka potensi besar dalam pengembangan AI dan integrasi media sosial. Namun, di sisi lain, keputusan ini juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai dampak terhadap investor serta pengguna X dan xAI. Masa depan kedua perusahaan ini masih menjadi tanda tanya, sementara para pengamat industri terus mencermati perkembangan terbaru terkait langkah strategis Musk ini.