Penyesalan Terbesar Anak Muda Australia: Tak Beli Bitcoin Saat Harganya Masih $400
Lebih dari 40% generasi Milenial dan Gen Z di Australia mengaku menyesal tidak berinvestasi di Bitcoin (BTC) saat harganya masih di kisaran $400 satu dekade lalu. Survei terbaru dari broker kripto Swyftx mengungkapkan bahwa banyak anak muda menganggap keputusan itu sebagai kesempatan finansial terbesar yang terlewat dalam 10 tahun terakhir.
Studi yang dilakukan oleh YouGov dan dirilis pada Kamis (17 Oktober) tersebut melibatkan 3.009 responden, dan hampir setengah dari partisipan berusia di bawah 35 tahun menyatakan menyesal karena ketinggalan kapal kripto.
Selain Bitcoin, penyesalan terbesar lainnya adalah tidak membeli properti dan tidak berinvestasi di saham teknologi besar seperti Apple dan Amazon.
Bitcoin Jadi Simbol Kesempatan Finansial yang Terlewat
Swyftx menjelaskan bahwa sebagian besar fenomena FOMO (Fear of Missing Out) ini terjadi karena korporasi, dana pensiun AS, dan pemerintah negara mulai melakukan pembelian besar terhadap Bitcoin (BTC $109,625) dan Ether (ETH $3,902).
Pada tahun 2015, harga Bitcoin hanya berkisar antara $172 hingga $465 di masa pasar bearish. Kini, nilainya telah melonjak lebih dari 23.000n diperdagangkan di atas $107.000 pada Kamis lalu.
Kripto Dianggap Solusi atas Krisis Perumahan
Seorang juru bicara Swyftx mengatakan kepada Cointelegraph bahwa banyak anak muda kini merasa tertinggal dari pasar properti, dan melihat kripto sebagai peluang untuk memiliki rumah sendiri di masa depan.
Menurut Australian Property Investor Magazine, Australia kini menjadi negara dengan pasar properti termahal keenam di dunia, di bawah Swiss, Korea Selatan, Luksemburg, Austria, dan Norwegia.
Masalah keterjangkauan perumahan sebesar ini tidak dialami generasi sebelumnya, dan kripto dianggap sebagai cara untuk maju secara finansial, jelas juru bicara Swyftx.
Ia menambahkan bahwa banyak investor muda menginginkan aset berisiko tinggi (high beta) dalam portofolio mereka, dan secara umum memahami kelas aset kripto dengan baik.
Secara keseluruhan, 80% warga Australia di bawah 50 tahun mengaku menyesali keputusan investasi yang mereka ambil dalam satu dekade terakhir.
Generasi Muda Mulai Beralih ke Kripto daripada Saham
Data Swyftx juga menunjukkan bahwa sejak tahun 2022, selisih antara investor muda yang berencana membeli saham dan yang ingin membeli kripto semakin mengecil hingga separuhnya.
CEO Swyftx Jason Titman menyatakan bahwa dalam dua tahun ke depan, investor ritel muda di Australia kemungkinan besar akan membeli Bitcoin sebanyak mereka membeli saham tradisional. Namun, hal ini akan sangat bergantung pada aturan dan perlindungan investor dari pemerintah.
Swyftx menilai bahwa regulasi yang jelas di Australia dan negara lain akan menjadi pemicu ledakan besar investasi kripto.
Data kami konsisten jutaan investor baru akan masuk pasar begitu ada kepastian hukum, tambahnya.
Kami sudah melihat efeknya di AS, di mana bank besar seperti Morgan Stanley mulai terjun ke pasar kripto.
Pemerintah Australia di bawah Partai Buruh telah mengusulkan kerangka regulasi baru untuk bursa kripto yang akan diatur di bawah hukum layanan keuangan yang sudah ada, sejak Maret 2025.
Gen Z Gunakan Kripto untuk Tambahan Penghasilan
Generasi Z (lahir 19962010), dengan usia 1529 tahun, juga dilaporkan menggunakan kripto untuk menambah penghasilan mereka.
Kelompok ini bahkan mencatat rata-rata keuntungan tertinggi, yakni $9.958 di antara 82% investor yang meraih profit.
Secara keseluruhan, 78% pengguna kripto di Australia melaporkan mendapatkan keuntungan dari aktivitas trading mereka selama setahun terakhir, didorong oleh rekor harga tertinggi di pasar kripto global.
Klien Gen Z kami memiliki horizon investasi jangka panjang dan tidak terlalu khawatir terhadap volatilitas tahunan Bitcoin maupun aset kripto lainnya, kata juru bicara Swyftx.