
Pertukaran Kripto di Filipina Diduga Diretas, Lebih 12 Juta Token XRP Dicuri
Pertukaran kripto yang berbasis di Filipina, Coins.ph, dikabarkan telah menjadi korban peretasan terbaru, yang menyebabkan 12,2 juta token XRP dicuri dari perusahaan tersebut. Berdasarkan harga XRP saat ini, maka token curian tersebut bernilai USD6,3 juta atau sekitar Rp101,4 miliar.
Menurut laporan The Block, peretasan tersebut terjadi pada 17 Oktober. Coins.ph sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi apakah insiden tersebut benar-benar terjadi atau tidak, namun data on-chain menunjukkan aktivitas mencurigakan.
Menurut data penjelajah blockchain XRP scan, pertukaran kripto ini mengalami 13 arus keluar, masing-masing mengirim 999.999 XRP ke dompet yang sama. Namun batch terakhir tampaknya belum diproses. Selain itu, sebanyak 200.000 XRP lainnya dikirim keluar dari pertukaran tersebut.
Semua transaksi ini terjadi dalam waktu 32 menit, dan total token XRP yang diproses berjumlah lebih dari 12,2 juta.
Setelah menerima dana tersebut, penerima kemudian mengirimkannya ke berbagai tujuan, termasuk pertukaran kripto OKX, Simple Swap, ChangeNOW, dan WhiteBIT.
The Block melaporkan bahwa juru bicara WhiteBIT juga tampaknya mengkonfirmasi eksploitasi tersebut, dan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memblokir 445.000 XRP segera setelah mereka menerima permintaan dari bursa Coin.ph.
WhiteBIT juga kabarnya telah menghubungi platform analitik blockchain Cristal dan Chainalysis untuk menandai alamat yang terkait dengan XRP yang dicuri.
Peningkatan Peretasan Pada Entitas Kripto
Serangan terhadap perusahaan-perusahaan di industri kripto terus meningkat dari tahun lalu. Pada bulan September, pertukaran kripto lainnya, Huobi, menjadi korban dari para pengeksploitasi dan kehilangan hampir $8 juta.
Selain itu, sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa bursa kripto Upbit Korea Selatan menghadapi 159.000 upaya peretasan yang mengejutkan selama paruh pertama tahun 2023. Yang paling mengejutkan adalah bahwa jumlah ini dua kali lipat dari jumlah upaya peretasan yang dihadapi oleh bursa tersebut pada periode yang sama tahun 2022.
Lanskap DeFi juga tidak luput dari masalah ini, karena beberapa bursa dan platform DeFi juga menjadi korban peretasan dan eksploitasi tahun ini. Pada bulan Juni, lebih dari $665 juta dilaporkan hilang akibat eksploitasi.