Pinjaman Konfidensial Akan Membuka Triliunan Dolar untuk Pasar DeFi
Meskipun decentralized finance (DeFi) sedang bangkit kembali, sebagian besar modal di sistem keuangan tradisional masih belum dapat dijangkau. Banyak pihak menyalahkan faktor seperti skalabilitas, regulasi, atau pengalaman pengguna (UX) yang buruk. Namun, penghalang utamanya justru lebih mendasar: kurangnya kerahasiaan (confidentiality). Jika hal ini terpecahkan, triliunan dolar bisa mengalir masuk ke pasar DeFi.
Pada puncaknya di Desember 2021, total nilai terkunci (TVL) DeFi mencapai $260 miliar — angka besar, tetapi tetap kecil jika dibandingkan dengan sistem keuangan global yang memproses triliunan dolar setiap hari. Sebagai perbandingan, pasar valuta asing (forex) mencatat lebih dari $7,5 triliun transaksi harian, sementara pasar obligasi global bernilai lebih dari $130 triliun.
Sejak crash 2022–2023, DeFi mulai pulih. Protokol lending kembali menunjukkan kekuatan, dan TVL meningkat lagi. Namun, alasan DeFi belum mampu menarik modal besar bukan karena tidak bisa berkembang, melainkan karena belum memiliki kerahasiaan yang dibutuhkan institusi besar.
Teknologi Enkripsi Jadi Kunci Utama
Bagi institusi keuangan dan investor bernilai tinggi, kerahasiaan adalah hal yang wajib. Namun, semua aktivitas di blockchain publik — mulai dari deposit, pinjaman, hingga penarikan — dapat dilihat oleh siapa pun. Transparansi total ini menarik bagi penggemar kripto murni, tapi justru menjadi penghalang utama bagi modal institusional.
Solusinya mulai terlihat berkat perkembangan Fully Homomorphic Encryption (FHE) — teknologi enkripsi canggih yang memungkinkan data diproses tanpa perlu didekripsi. Dengan FHE, informasi sensitif tetap terenkripsi bahkan saat digunakan, sehingga institusi dapat masuk ke DeFi tanpa harus membuka data transaksi mereka.
Menuju Pinjaman Tanpa Agunan (Uncollateralized Lending)
Salah satu penerapan paling menjanjikan dari FHE adalah pinjaman tanpa agunan, mirip dengan sistem kredit di keuangan tradisional. Saat ini, sebagian besar protokol DeFi masih menggunakan overcollateralization, yaitu mengunci aset untuk meminimalkan risiko — hal yang membatasi adopsi luas.
FHE mengubah rumus itu. Contohnya, pengguna bisa membagikan data KYC atau skor kredit terenkripsi ke protokol. Smart contract kemudian memverifikasi data tersebut tanpa membukanya — misalnya, “Apakah skor kredit di atas 700?” Jika ya, pinjaman disetujui tanpa agunan, sambil menjaga privasi pengguna. Jika gagal bayar, pemberi pinjaman dapat mengakses sebagian data untuk proses hukum off-chain.
Dengan sistem ini, institusi dapat menilai risiko dan memberi kredit on-chain tanpa membocorkan data nasabah.
DeFi yang Lebih Aman, Fleksibel, dan Siap Triliunan
Teknologi privacy-preserving lending seperti ini membuat DeFi lebih fleksibel, inklusif, dan selaras dengan keuangan tradisional. Dengan FHE, protokol dapat menggabungkan ERC-20 rahasia, skor kredit terenkripsi, jumlah pinjaman tersembunyi, dan perlindungan MEV — membentuk fondasi baru bagi ekosistem DeFi.
Bagi institusi, ini membuka peluang untuk menciptakan pool agunan privat dan kredit berbasis reputasi. Pengguna ritel bisa mengakses pinjaman tanpa agunan sambil terlindung dari front-running dan MEV bots.
Secara historis, blockchain publik unggul dalam transparansi dan interoperabilitas, sedangkan blockchain privat unggul dalam kerahasiaan. Dengan FHE, blockchain publik kini bisa memiliki tingkat privasi setara Swiss Bank, tanpa mengorbankan desentralisasi.
Tantangan dan Masa Depan
Tantangan masih ada — mulai dari mekanisme likuidasi terenkripsi, sistem kredit hukum, perlindungan MEV, hingga desain orakel yang sesuai FHE. Semua ini adalah tantangan teknis, bukan penghalang mutlak.
Untuk DeFi benar-benar berkembang hingga menyerap triliunan dolar dari sistem keuangan tradisional, dibutuhkan fondasi baru berbasis kerahasiaan dan efisiensi.
Dengan laju perkembangan FHE yang pesat, masa depan di mana DeFi memiliki efisiensi blockchain, privasi ala bank Swiss, dan sistem kredit dunia nyata kini semakin dekat.