Senat AS Sahkan RUU Stablecoin GENIUS di Tengah Kekhawatiran Risiko Sistemik
Industri kripto AS merayakan tonggak penting setelah Senat Amerika Serikat secara resmi mengesahkan GENIUS Act, kerangka hukum yang mengatur stablecoin, pada 17 Juni dengan hasil voting 68-30.
RUU ini, yang diajukan oleh Senator Tennessee Bill Hagerty sekitar enam minggu lalu, akan diteruskan ke DPR AS untuk diselaraskan dengan STABLE Act, versi RUU stablecoin dari Dewan Perwakilan.
Isi dan Tujuan GENIUS Act
GENIUS Act mencakup berbagai ketentuan penting, antara lain:
-
Persyaratan lisensi bagi penerbit stablecoin,
-
Kepatuhan terhadap aturan Anti-Money Laundering (AML),
-
Dukungan penuh 1:1 terhadap stablecoin dengan USD dan surat utang jangka pendek AS (Treasury securities).
Senator Hagerty menyatakan:
“RUU ini akan memperkuat dominasi dolar AS, melindungi konsumen, dan mendorong permintaan terhadap surat utang negara.”
Namun, sejumlah akademisi dan ekonom memperingatkan bahwa persyaratan dukungan penuh dengan Treasury dapat menimbulkan risiko sistemik terhadap pasar moneter AS.
Kekhawatiran atas Risiko Sistemik di Pasar Treasury
Profesor Yesha Yadav dari Universitas Vanderbilt dan mantan pejabat The Fed Brendan Malone mempublikasikan makalah pada 10 Juni yang mengkritisi dampak sistemik dari aturan ini. Mereka menyatakan bahwa GENIUS Act secara tidak langsung akan menjadikan penerbit stablecoin sebagai pembeli utama surat utang AS, yang bisa menekan stabilitas pasar Treasury.
Menurut pengacara kripto Aaron Brogan,
“Aturan kolateral 1:1 ini mengalihkan arus kas penerbit stablecoin ke obligasi negara. Mereka dipekerjakan secara tidak langsung untuk membeli utang pemerintah.”
Pasar Treasury saat ini tidak cukup likuid untuk menangani lonjakan permintaan besar dari sektor stablecoin yang terus berkembang.
Data yang Mencemaskan:
-
Pasar stablecoin tumbuh dari $2 miliar (2019) menjadi $230 miliar (Q1 2025).
-
Total utang Treasury yang diperdagangkan tumbuh dari $4,8 triliun (2008) menjadi $28,6 triliun (2025).
-
Circle memiliki suplai USDC sebesar $60 miliar dan secara aktif menggunakan surat utang AS sebagai cadangan.
Jika suatu hari terjadi penarikan besar-besaran atau insolvensi, penerbit stablecoin bisa gagal menukar Treasury mereka karena kekurangan pembeli di pasar sekunder.
Contohnya, setelah kejatuhan mitra banknya Silicon Valley Bank, Circle kehilangan $2 miliar USDC dari peredaran dalam hitungan hari.
Potensi Dampak Makroekonomi
Ketergantungan pada surat utang jangka pendek juga berpotensi mengganggu strategi pembiayaan pemerintah AS. Biasanya, pemerintah mengandalkan obligasi jangka panjang (10–30 tahun) untuk mendanai proyek multidekade. Jika tren berubah karena permintaan stablecoin, maka biaya utang dan kebijakan fiskal bisa terpengaruh secara signifikan.
Profesor Yadav menyimpulkan:
“Keterkaitan antara pasar Treasury dan stablecoin harus diperkuat secara positif, bukan saling melemahkan.”
Tantangan Regulasi dan Koordinasi
Meskipun GENIUS Act memberikan kewenangan kepada Office of the Comptroller of the Currency (OCC) dan The Fed, stablecoin skala kecil akan tetap diatur di tingkat negara bagian. Ini menciptakan fragmentasi otoritas, karena tidak ada mekanisme utama koordinasi antara regulator Treasury dan stablecoin.
Yadav menyebutkan perlunya koordinasi antara lima regulator federal yang berbeda, dan menyarankan agar pengawasan dilakukan oleh Financial Stability Oversight Council atau pejabat khusus di The Fed.
Tahapan Selanjutnya: RUU Menuju DPR AS
Sebelum GENIUS Act diberlakukan, RUU ini harus melewati Dewan Perwakilan Rakyat AS (House of Representatives). Tahun lalu, DPR telah meloloskan RUU kripto, namun gagal dilanjutkan oleh Senat Demokrat. Kali ini, arah sebaliknya berpotensi terjadi.
Namun, sejumlah penentang politik tetap bersuara lantang, termasuk Senator Elizabeth Warren dan anggota DPR Demokrat Maxine Waters, yang menuduh RUU ini sebagai alat untuk menguntungkan mantan Presiden Donald Trump melalui jaringan stablecoin miliknya.
“RUU ini ditulis oleh industri dan akan memperbesar keuntungan Trump dari korupsi kripto, sambil melemahkan perlindungan konsumen dan keamanan nasional,” ujar Warren.
Dukungan atau penolakan terhadap RUU ini juga akan sangat dipengaruhi oleh persepsi publik terhadap keterlibatan Trump di industri kripto dan rating persetujuan publik yang terus menurun.