
Stablecoin USD1 Trump Picu Kekhawatiran Konflik Kepentingan di Industri Kripto
World Liberty Financial (WLFI), proyek kripto keluarga Trump, berencana merilis stablecoin USD1. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran terkait keterlibatan Presiden AS dalam industri aset digital, terutama karena kurangnya transparansi dan potensi konflik kepentingan.
Sebelumnya, WLFI meluncurkan memecoin Trump, yang mengalami lonjakan harga besar sebelum akhirnya anjlok, memicu tuduhan skema pump-and-dump. Selain itu, WLFI juga terlibat dalam pembelian token kripto bernilai jutaan dolar tepat sebelum acara atau pengumuman penting yang berkaitan dengan kebijakan kripto di AS.
Salah satu yang paling mencolok adalah pembelian token senilai $20 juta menjelang KTT Kripto Gedung Putih pada 7 Maret. Seiring dengan meningkatnya eksposur Trump terhadap industri ini dan lemahnya regulasi, para pakar hukum serta pengamat pasar semakin khawatir mengenai potensi konflik kepentingan dalam administrasi Trump.
Apa Itu Stablecoin USD1 dan Risikonya?
WLFI mengumumkan pada 25 Maret bahwa mereka akan meluncurkan stablecoin USD1, yang disebut sebagai aset digital yang “100% didukung oleh obligasi jangka pendek pemerintah AS, deposito dolar AS, dan aset setara kas lainnya.”
Menurut Zach Witkoff, salah satu pendiri WLFI, USD1 dapat digunakan untuk transaksi lintas batas yang lebih aman dan efisien. Namun, pengumuman ini datang hanya beberapa hari setelah WLFI berhasil mengumpulkan lebih dari $500 juta dari penjualan token WLFI.
Banyak pengamat memperingatkan bahwa stablecoin yang terhubung langsung dengan presiden dapat menimbulkan risiko keamanan, potensi manipulasi pasar, serta pelanggaran terhadap emoluments clause dalam Konstitusi AS.
Andrew Rossow, seorang pengacara media digital, menyatakan bahwa proyek ini merupakan ancaman langsung terhadap perlindungan konstitusional yang dirancang untuk mencegah konflik kepentingan.
“Dengan Trump dan keluarganya mengendalikan 60% kepemilikan World Liberty, stablecoin USD1 berpotensi menciptakan keuntungan finansial tidak langsung serta membuka peluang bagi pengaruh asing dalam kebijakan AS.”
Selain itu, Corey Frayer, mantan pejabat SEC di era Biden, menyoroti risiko transaksi lintas batas USD1, yang dapat digunakan entitas asing untuk mendapatkan pengaruh politik terhadap pemerintahan Trump.
Dampak Stablecoin USD1 terhadap Regulasi dan Stabilitas Pasar Kripto
Regulator AS sudah lama mengkhawatirkan potensi manipulasi pasar dan pengaruh asing dalam proyek kripto Trump. Saat peluncuran memecoin Trump pada Januari, Perwakilan Demokrat Maxine Waters menyatakan bahwa siapa pun, termasuk individu yang terkena sanksi AS, dapat memperdagangkan dan mendapatkan keuntungan dari $TRUMP melalui platform yang tidak diatur.
Heath Mayo, pendiri gerakan konservatif Principles First, menyebutkan bahwa proyek stablecoin Trump adalah penyalahgunaan kredit pajak warga AS yang sangat berbahaya.
“Seorang presiden yang sedang menjabat tidak seharusnya menerbitkan instrumen keuangan yang didukung oleh utang publik. Ini menciptakan insentif buruk dan berpotensi korup.”
Rossow menambahkan bahwa Trump berperan dalam merancang undang-undang stablecoin melalui GENIUS Act sekaligus meluncurkan stablecoin sendiri, yang dapat mengganggu integritas regulasi keuangan AS.
Ia juga menekankan bahwa jika presiden memiliki pengaruh besar dalam regulasi industri ini, maka penegakan hukum terhadap perusahaan kripto yang mendukungnya bisa dilemahkan, menciptakan persaingan yang tidak adil.
Apa Langkah Selanjutnya dalam Mengatasi Konflik Kepentingan Trump di Kripto?
Trump tampaknya mengikuti jejak mantan Presiden Andrew Jackson, yang terkenal mengakui putusan pengadilan tetapi tetap bertindak sesuai keinginannya.
Baru-baru ini, administrasi Trump juga mengabaikan perintah hakim federal untuk membatalkan deportasi sekelompok tersangka kriminal ke El Salvador, menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk mengabaikan aturan hukum jika diperlukan.
Dalam hal kripto, Senator Elizabeth Warren telah menyerukan penyelidikan terhadap aktivitas kripto Trump, menuduh bahwa memecoin Trump telah memperkaya dirinya secara pribadi dan membuka jalan bagi industri kripto untuk menyalurkan dana kepadanya.
Namun, penyelidikan ini tampaknya tidak berjalan, sementara Partai Republik di Kongres justru sibuk merancang undang-undang GENIUS Act, yang mendapat dukungan dari beberapa Demokrat.
Apa yang bisa dilakukan?
Regulator AS seperti SEC dan Financial Crime Enforcement Network (FinCEN) masih memiliki wewenang untuk menginvestigasi proyek ini.
Regulasi tingkat negara bagian dapat diberlakukan untuk membatasi aktivitas stablecoin USD1.
Badan regulasi internasional dapat memberikan tekanan pada AS agar memperketat pengawasan terhadap proyek stablecoin ini.
Menurut Rossow, kondisi saat ini memerlukan tindakan multidimensional untuk menjaga transparansi pemerintahan dan kredibilitas AS di pasar keuangan global.
Namun, tidak semua pihak melihat USD1 sebagai ancaman.
Chris Barrett, Direktur Komunikasi Senior di Chainlink, mengatakan bahwa kehadiran stablecoin ini menunjukkan bahwa kripto semakin diakui oleh sektor keuangan arus utama.
Sementara itu, Arnoud Star Busmann, CEO penerbit stablecoin Quantoz Payments, menyatakan bahwa proyek ini adalah bukti bahwa stablecoin membuka jalan bagi integrasi aset digital dalam sistem keuangan tradisional.