
Tether Bakal Luncurkan AI SDK Open-Source, Fokus pada Privasi dan Self-Custody
Perusahaan di balik stablecoin terbesar di dunia, Tether, resmi memasuki industri kecerdasan buatan (AI) melalui inisiatif baru bernama Tether Data. Langkah strategis ini bertujuan mengintegrasikan solusi berbasis AI ke dalam alat keuangan dan komunikasi, menandai ekspansi signifikan di luar bisnis stablecoin utamanya.
Baru-baru ini CEO Tether, Paolo Ardoino, memperkenalkan berbagai aplikasi inovatif berbasis AI yang sedang dikembangkan, termasuk asisten suara, penerjemah AI, dan asisten dompet Bitcoin.
Aplikasi ini akan menjadi bagian dari platform Software Development Kit (SDK) open-source, yang dibangun di atas Bare, sebuah runtime JavaScript dari Holepunch. Platform ini dirancang untuk mendukung pengembangan di berbagai perangkat keras, mulai dari ponsel kelas bawah hingga server berperforma tinggi dan sistem tertanam.
Menurut Ardoino, Tether Data lebih menekankan pentingnya privasi dan desentralisasi, yang membedakan diri dari sistem AI konvensional yang bergantung pada infrastruktur cloud terpusat.
Aplikasi berbasis AI ini akan beroperasi secara lokal di perangkat pengguna, sehingga mengurangi ketergantungan pada server eksternal serta meminimalkan risiko pengawasan dan kebocoran data.
Pengumuman ini mendapat respons positif dari pasar kripto. Kapitalisasi pasar USDT meningkat sebesar $1 miliar, mencapai $140,60 miliar.
Selain itu, token AI seperti DOGEAI melonjak 92% dalam 24 jam, mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap inovasi keuangan berbasis AI.
Namun, volatilitas masih menghantui aset kripto berbasis AI. Menurut laporan CoinGape, token AI terkemuka seperti NEAR, ICP, RENDER, dan FIL mengalami penurunan harga 8-10%.
Penurunan ini dipicu oleh gangguan industri kripto akibat peluncuran model AI murah dari DeepSeek di Tiongkok, menunjukkan bagaimana inovasi AI dapat berdampak cepat dan tidak terduga pada pasar aset digital.