
Vitalik Buterin Kritik Elon Musk Terkait Kebijakan Kebebasan Berbicara di Platform X
Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, memberikan kritik terhadap Elon Musk atas pendekatannya dalam mengelola kebebasan berbicara di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Dalam sebuah pernyataan, Buterin menyarankan agar Musk lebih berhati-hati dalam menggunakan "banhammer"—istilah yang merujuk pada tindakan memblokir atau melarang pengguna di platform media sosial.
Perdebatan Terkait Visa H-1B
Kritik Buterin muncul setelah Musk membela penggunaan visa H-1B untuk pekerja asing di Amerika Serikat, sebuah topik kontroversial yang memicu diskusi sengit di platform tersebut. Beberapa pengguna menuduh Musk melakukan sensor terhadap akun yang mengkritik pendapatnya terkait kebijakan ini, termasuk dengan menghapus fitur premium dari akun-akun tertentu.
Buterin: Kebebasan Berbicara Lebih dari Sekadar Kesepakatan
Menurut Buterin, menghormati kebebasan berbicara bukanlah hal sulit jika kita setuju dengan pandangan yang disampaikan. Namun, tantangan sebenarnya adalah menjaga prinsip ini ketika menghadapi pandangan yang berbeda. Ia memperingatkan bahwa penggunaan kekuatan untuk membatasi pendapat satu kelompok dapat menciptakan preseden buruk, yang akhirnya dapat mengarah pada otoritarianisme.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemimpin, seperti Musk, dalam menetapkan nada diskusi publik yang sehat. Buterin mendorong Musk untuk menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya di platform X untuk tujuan yang lebih besar, demi kepentingan umat manusia.
Persona Baru Musk di Platform X
Dalam beberapa pekan terakhir, Musk juga mengubah identitasnya di platform X menjadi "Kekius Maximus," kombinasi referensi dari meme populer Pepe dan karakter Maximus Decimus Meridius dari film "Gladiator" (2000). Perubahan ini mencerminkan gaya komunikasi Musk yang sering mencampurkan humor dan referensi budaya internet, tetapi tetap menjadi sorotan karena dampaknya terhadap cara platform tersebut dikelola.