Author: Reinaldo Varian

Drama kebangkrutan FTX akhirnya menemui titik terang. Pengadilan Amerika Serikat telah menyetujui kesepakatan senilai $12,7 miliar (Rp202 triliun) yang mengharuskan FTX dan perusahaan afiliasinya, Alameda Research, membayar utang-utang mereka. Putusan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembalikan kerugian kepada para investor yang terdampak oleh runtuhnya kedua perusahaan tersebut.

Investor ritel tampaknya telah kembali merambah pasar kripto, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan jumlah alamat Bitcoin baru yang dibuat setiap harinya. Dalam postingan baru-baru ini di X, platform intelijen pasar IntoTheBlock menyoroti tren ini, yang menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah alamat baru menunjukkan meningkatnya minat dari para pelaku ritel.

Donald Trump Jr. telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan platform  keuangan terdesentralisasi (DeFi) baru, yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan dalam akses perbankan. Namun, platform tersebut masih dalam tahap awal dan akan membutuhkan waktu untuk menjadi kenyataan.

Pasar Bitcoin anjlok pada hari Senin (05/08). Bitcoin (ETH), aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, turun ke level terendah $49.221 pada pukul 13.30 WIB. Harganya kemudian mengalami pemulihan ke $52.765, dengan penurunan 12,5?lam 24 jam. Sementara itu, Ethereum (ETH) menyaksikan kejatuhan yang lebih parah lagi. Raja altcoin ini anjlok 18,4?lam 24 jam, dan sekarang diperdagangkan di harga $2.360.

Kejatuhan pasar kripto pada hari Senin (05/08) dimanfaatkan dengan baik oleh peretas untuk melakukan akumulasi coin. Mereka menggunakan dana curian yang dihasilkan dari hacking untuk membeli Ethereum (ETH) yang "diskon" besar-besaran. Menurut perusahaan analitik blockchain, peretas membeli 16.892 ETH menggunakan 39,75 juta token DAI, yang terkait dengan peretasan bridging kripto Nomad pada bulan Agustus 2022. Pembelian tersebut dilakukan ketika Ether anjlok lebih dari 20%, dari harga $2.760 ke level terendah $2.172.