
Analis: Penjahat Kripto Kini Menargetkan Bursa Terpusat
Penjahat kripto mulai mengalihkan fokus mereka dari decentralized exchanges (DEX) ke centralized exchanges (CEX). Menurut laporan firma analisis blockchain Chainalysis, dalam paruh pertama tahun ini saja, para penjahat berhasil mencuri lebih dari $1,5 miliar dari CEX. Hal ini terjadi setelah empat tahun sebelumnya penjahat lebih berfokus pada platform terdesentralisasi.
Laporan ini mencatat bahwa alasan di balik perubahan fokus ke bursa terpusat adalah karena para penyerang sekarang menggunakan taktik yang lebih canggih. Salah satu metode yang digunakan adalah social engineering, yaitu manipulasi psikologis terhadap individu untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif.
Chainalysis menyoroti bahwa beberapa penyerang, termasuk mereka yang terkait dengan Korea Utara, bahkan telah melamar pekerjaan IT di perusahaan yang menjadi target. Strategi seperti ini telah memungkinkan mereka untuk menembus bursa terpusat.
Mengenai kripto yang dicuri dari CEX dalam enam bulan pertama tahun 2024, Chainalysis mengatakan bahwa angka $1,58 miliar mewakili kenaikan 84% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dilihat dari jenis ancamannya, Chainalysis mengatakan bahwa Ransomware tetap menjadi ancaman yang terus berkembang, dengan total tebusan yang dibayarkan tahun ini telah mencapai $459,8 juta, naik dari $449,1 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Laporan tersebut menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara meningkatnya aktivitas ransomware dan meningkatnya dana yang dicuri, dengan mencatat bahwa kelompok terorganisasi, termasuk mereka yang terhubung dengan Korea Utara, berada di balik beberapa pencurian terbesar.
Kelompok-kelompok ini menggunakan teknik social engineering yang canggih untuk membobol bisnis kripto dan mencuci aset yang dicuri sebelum pihak berwenang dapat campur tangan.
Tapi, meskipun kejahatan terorganisasi terus meningkat, laporan Chainalysis juga menyoroti tren positif di sektor kripto, yaitu pertumbuhan transaksi sah pada blockchain lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi ilegal. Mereka melaporkan penurunan 19,6% dalam total transaksi ilegal, dari $20,9 miliar menjadi $16,7 miliar, seiring dengan semakin populernya penggunaan kripto.