
Apa Perbedaan Staking dan Mining?
Dalam dunia blockchain, ada dua konsensus penting yang digunakan untuk memvalidasi transaksi di jaringan, yaitu staking dan mining. Kedua metode ini memiliki peran yang krusial dalam memastikan keamanan dan keandalan jaringan blockchain. Namun, keduanya memiliki perbedaan signifikan. Baca terus untuk mengetahui perbedaan antara keduanya!
Apa itu Staking?
Staking adalah proses memvalidasi blok di jaringan berbasis proof-of-stake (PoS). Dalam staking, pemegang aset kripto yang ingin berpartisipasi dalam konsensus jaringan harus mengunci crypto mereka selama beberapa waktu.
Mereka yang melakukan staking disebut sebagai validator. Mereka ini akan diberikan imbalan sesuai dengan jumlah kripto yang mereka pertaruhkan. Dengan demikian, staking bisa menjadi alternatif bagi holder kripto untuk memperoleh pendapatan pasif.
Contoh blockchain yang menggunakan konsensus PoS adalah Ethereum, dan coin aslinya adalah ETH.
Apa itu Mining?
Mining adalah proses memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru dalam jaringan blockchain berbasis proof-of-work (PoW). Dalam mining, para penambang menggunakan daya komputasi yang besar dan bersaing untuk memecahkan teka-teki kriptografi yang rumit.
Setelah teka-teki tersebut diselesaikan, penambang akan mendapatkan imbalan atas kontribusi mereka memvalidasi jaringan.
Contoh blockchain yang menggunakan konsensus PoS adalah Bitcoin, dan coin aslinya adalah BTC.
Perbedaan Staking dan Mining
Perbedaan mendasar antara staking dan mining terletak pada mekanisme konsensus yang digunakan dan peran yang dimainkan oleh pemegang aset digital. Dalam staking, pemegang aset bertindak sebagai validator, sementara dalam mining, penambang bertindak sebagai pembuat blok baru.
Berikut beberapa perbedaan lain antara staking dan mining:
Konsensus
Staking digunakan dalam sistem PoS, di mana validator mengunci sejumlah koin atau token sebagai jaminan. Sementara itu, mining umumnya digunakan dalam sistem PoW, di mana miner bersaing untuk menyelesaikan tugas komputasi yang rumit.
Perangkat keras
Staking tidak memerlukan perangkat keras yang canggih seperti yang digunakan dalam mining. Para pemegang aset hanya perlu menahan aset kripto mereka di dompet digital. Di sisi lain, penambangan memerlukan perangkat keras yang kuat, seperti kartu grafis atau perangkat khusus yang disebut ASIC (Application-Specific Integrated Circuit).
Konsumsi energi
Karena mining menggunakan daya komputasi yang besar, maka alat tersebut juga memerlukan konsumsi energi yang tinggi.
Kecepatan transaksi
Dalam staking, validasi transaksi biasanya lebih cepat karena validator tidak perlu menyelesaikan tugas komputasi yang kompleks. Sementara itu, mining membutuhkan waktu yang lebih lama karena para miner harus bersaing untuk menyelesaikan teka-teki matematika yang kompleks.
Potensi keuntungan
Staking dan mining juga memiliki potensi keuntungan yang berbeda. Dalam staking, pemegang aset dapat menerima imbalan berupa bunga sesuai dengan jumlah dan lamanya mereka menahan aset mereka. Keuntungan ini dapat bervariasi tergantung pada persentase imbalan yang ditetapkan dalam protokol jaringan. Sementara itu, dalam mining, keuntungan diperoleh melalui penciptaan blok baru dan imbalan yang diterima sesuai dengan yang ditetapkan dalam protokol jaringan.