AS Larang Huione Group Akses Sistem Keuangan karena Dugaan Terkait Kejahatan Crypto Korea Utara
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) melalui Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) mengusulkan larangan bagi Huione Group yang berbasis di Kamboja untuk mengakses sistem perbankan AS. Perusahaan ini dituduh membantu Lazarus Group, kelompok peretas yang didukung negara Korea Utara, dalam mencuci dana hasil kejahatan crypto.
Dalam pernyataan pada 1 Mei, FinCEN menyatakan bahwa lembaga keuangan AS tidak diperbolehkan membuka atau mempertahankan akun correspondent maupun payable-through atas nama Huione Group. Menurut Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, Huione telah menjadi "pasar pilihan bagi aktor siber jahat" seperti Lazarus Group yang telah mencuri miliaran dolar dari warga AS.
“Tindakan yang diusulkan hari ini akan memutus akses Huione Group ke sistem perbankan internasional, sehingga melemahkan kemampuan kelompok-kelompok ini untuk mencuci uang hasil kejahatannya,” ujar Bessent.
Jaringan Bisnis dan Stablecoin USDH
Huione Group menjalankan berbagai lini usaha yang mencakup platform pembayaran Huione Pay PLC, bursa kripto Huione Crypto, dan pasar online Haowang Guarantee yang diduga menjual barang dan jasa ilegal.
Meski Huione tidak memegang akun correspondent langsung di AS, FinCEN mencatat bahwa mereka tetap memiliki akses melalui perusahaan asing yang bekerja sama dengan bank AS.
Selain itu, Huione Group juga telah menciptakan stablecoin yang dipatok pada dolar AS, yaitu USD Huione (USDH). FinCEN menyebut stablecoin ini tidak bisa dibekukan dan digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pencucian uang lintas negara.
Pencucian Lebih dari $4 Miliar Termasuk Modus "Pig Butchering"
FinCEN mengungkapkan bahwa Huione Group telah mencuci dana hasil kejahatan senilai lebih dari $4 miliar sejak Agustus 2021 hingga Januari 2025. Termasuk di dalamnya lebih dari $36 juta yang berasal dari penipuan crypto jenis "pig butchering", dan sekitar $37 juta yang ditelusuri berasal dari aksi peretasan Korea Utara.
Haowang Guarantee disebut sebagai pusat aktivitas ilegal yang memungkinkan konversi dana kripto hasil kejahatan menjadi mata uang fiat dengan mudah.
Langkah Regulator Kamboja
Bank Nasional Kamboja sebelumnya telah menyatakan bahwa perusahaan pembayaran tidak diperbolehkan memperdagangkan aset digital. Pada Maret lalu, regulator tersebut mencabut izin operasional perbankan lokal milik Huione Group.