Ethereum Naikkan Gas Limit untuk Pertama Kali dalam Tiga Tahun
Ethereum (ETH) resmi menaikkan gas limit untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun setelah mendapat persetujuan dari mayoritas validator jaringan. Kenaikan ini membuat gas limit Ethereum naik dari 30 juta menjadi 32 juta.
Gas dalam jaringan Ethereum adalah satuan energi komputasi yang diperlukan untuk melakukan suatu tindakan, mirip dengan bahan bakar dalam kendaraan. Dengan peningkatan gas limit ini, lebih banyak transaksi dapat diproses dalam satu blok, yang berpotensi menurunkan biaya gas per transaksi.
Namun, perubahan ini telah lama menjadi perdebatan dalam komunitas Ethereum. Beberapa pihak, termasuk pencipta Ethereum, Vitalik Buterin, mendukung kenaikan gas limit untuk mengurangi biaya transaksi. Di sisi lain, sejumlah peneliti di Ethereum Foundation memperingatkan bahwa gas limit yang melebihi 40 juta dapat menyebabkan kemacetan jaringan.
Ethereum sendiri diprediksi akan mengalami peningkatan kapasitas dalam waktu dekat. Hard fork berikutnya, Pectra, dijadwalkan terjadi pada Maret 2025 dan diperkirakan akan melipatgandakan kapasitas Layer 2 (L2), menurut prediksi Buterin.
Keputusan menaikkan gas limit ini terjadi di tengah periode volatilitas tinggi bagi Ethereum. Aset kripto tersebesar kedua ini sempat anjlok lebih dari 17,8% dalam sehari, yang tercatat sebagai penurunan harian terbesar sejak Mei 2021. Penurunan tersebut menyebabkan likuidasi posisi long dan short ETH sebesar $611 juta.
Banyak analis mengaitkan gejolak harga Ethereum dengan kebijakan ekonomi mantan Presiden AS Donald Trump, khususnya rencana tarif perdagangan yang berdampak pada pasar keuangan. Ethereum bahkan mencapai titik terendahnya terhadap Bitcoin dalam hampir lima tahun terakhir.
Namun, harga Ethereum mulai pulih setelah Trump mengumumkan penundaan tarif yang direncanakan untuk Kanada. Dukungan juga datang dari putra ketiga Trump, Eric Trump, yang melalui Twitter menyebut bahwa ini adalah "waktu yang tepat untuk menambah ETH".