
Investor Bitcoin Jangka Pendek Jual 80.000 BTC di Tengah Kepanikan Pasar
Data terbaru dari platform analitik on-chain CryptoQuant menunjukkan bahwa Investor jangka pendek Bitcoin (STH) melepas hampir 80.000 BTC ke bursa dengan kondisi rugi saat harga Bitcoin (BTC/USD) menyentuh level terendah dalam 15 minggu terakhir.
Investor jangka pendek, yakni mereka yang memegang Bitcoin kurang dari 155 hari. Mereka tampaknya menyerah di tengah penurunan pasar kripto. Saat harga Bitcoin turun mendekati $86.000 pada 25 Februari, mereka mengirimkan total 79.300 BTC—setara dengan $7 miliar—ke dompet bursa dalam 24 jam.
"Ini adalah aksi jual Bitcoin terbesar di 2025," ujar analis CryptoQuant, Axel Adler Jr., dalam unggahan di media sosial.
Grafik menunjukkan bahwa transaksi rugi dalam 24 jam terakhir melampaui periode mana pun sepanjang tahun ini. Meskipun belum dipastikan apakah seluruh BTC yang dikirim ke bursa benar-benar terjual, data ini mencerminkan ketidakpastian di antara para investor baru.
"Penurunan harga kemarin kemungkinan memicu aksi jual panik. Jika koreksi lebih lanjut terjadi, perilaku serupa bisa kembali muncul," tambah analis CryptoQuant lainnya, Avocado_onchain, dalam blog “Quicktake” pada 26 Februari.
Metrik SOPR Capai Titik Terendah Sejak Agustus 2024
Analisis lebih lanjut menggunakan metrik spent output profit ratio (SOPR)—yang melacak perbandingan antara koin yang dipindahkan dalam kondisi untung atau rugi—menunjukkan bahwa SOPR investor jangka pendek (STH-SOPR) turun ke 0,964 pada 25 Februari. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2024, saat terjadi gejolak di pasar akibat pembongkaran posisi carry trade yen Jepang.
Sementara itu, investor jangka panjang tetap tenang dan tidak banyak menjual kepemilikan mereka. "Mereka terus mempertahankan Bitcoin dan memberikan dukungan terhadap penurunan harga lebih lanjut," kata Avocado_onchain.
Di sisi lain, analis James Check, pencipta sumber data on-chain Checkonchain, menyebut bahwa level harga $90.000 adalah titik kritis bagi investor jangka pendek.
"Kita memiliki level support yang seharusnya bertahan di sekitar $90.000, tetapi di bawahnya hampir tidak ada dukungan kuat," ujarnya dalam episode terbaru podcast Rough Consensus, yang direkam sebelum penurunan harga.
Check juga mencatat bahwa hanya sedikit pasokan BTC yang berpindah tangan antara harga tertinggi sebelumnya dan level terendah saat ini di kisaran $86.000.
Menanggapi situasi ini, beberapa tokoh Bitcoin menyerukan agar investor tetap tenang. Pengacara aset digital Joe Carlasare menyoroti perubahan drastis sentimen pasar dalam beberapa bulan terakhir.
"Panik ini sangat terasa. Pada Desember lalu, semua orang yakin Bitcoin tidak bisa turun. Sekarang, mereka yakin Bitcoin tidak bisa naik," tulisnya di media sosial.
"Realitanya? Bitcoin selalu bergerak lebih dari yang diperkirakan, baik naik maupun turun. Bisa turun lebih dalam? Tentu. Tapi ini adalah zona beli. Tidak ada alasan untuk bersikap bearish."