KakaoBank Siap Terjun Aktif ke Pasar Stablecoin Setelah Dukungan Pemerintah Pro-Kripto
KakaoBank, anak usaha perbankan dari raksasa teknologi Korea Selatan Kakao Corporation, dilaporkan tengah mempercepat rencana untuk menghadirkan layanan stablecoin, seiring perubahan regulasi di Korea Selatan pasca-terpilihnya Presiden pro-kripto Lee Jae-myung.
Dalam panggilan laporan keuangan paruh pertama tahun 2025, CFO KakaoBank Kwon Tae-hoon menyatakan bahwa pihaknya tengah "meninjau berbagai metode seperti penerbitan dan kustodian," serta “berencana untuk berpartisipasi secara aktif dalam ekosistem aset digital,” seperti dikutip oleh ZDNet Korea, Rabu (6/8).
Inisiatif ini dipimpin oleh Stablecoin Task Force Kakao, yang melibatkan para pimpinan dari berbagai afiliasi utama Kakao, termasuk KakaoPay.
Strategi Stablecoin KakaoBank Didukung Pemerintah Baru
Langkah agresif KakaoBank dalam mengembangkan stablecoin muncul setelah terpilihnya Presiden Lee Jae-myung pada Juni lalu. Pemerintah barunya telah mendorong berbagai regulasi yang mendukung kripto, termasuk rancangan undang-undang untuk melegalkan stablecoin di Korea Selatan.
KakaoBank juga telah mengajukan pendaftaran merek dagang terkait stablecoin pada 23 Juni lalu, bersamaan dengan rivalnya, Kookmin Bank, anak perusahaan dari KB Financial Group. Total ada delapan bank besar Korea Selatan yang berencana meluncurkan stablecoin yang dipatok pada won Korea sebelum tahun 2026.
KakaoBank Sudah Punya Pengalaman di Aset Digital
Kwon mengatakan bahwa KakaoBank tidak asing dengan dunia aset digital. Mereka telah “berhasil menjalankan pembukaan wallet, pertukaran aset digital,” serta ikut dalam eksperimen mata uang digital bank sentral (CBDC) yang digelar oleh Bank of Korea.
“Selama tiga tahun terakhir, kami telah menerbitkan akun dengan verifikasi nama asli untuk bursa aset kripto, serta menerapkan sistem pemantauan risiko berbasis prinsip Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML),” ujar Kwon.
Per Maret 2025, KakaoBank memiliki 25,86 juta pengguna, hampir setengah dari total populasi Korea Selatan yang mencapai 51,7 juta jiwa. Total aset kelolaan (AUM) KakaoBank mencapai $46,47 miliar.
Sementara itu, pengguna platform kripto di Korea Selatan juga meningkat tajam, melampaui 16 juta orang atau lebih dari 30% populasi, sebagian dipicu oleh kemenangan Donald Trump di pemilu AS pada November lalu yang dinilai pro-kripto.
Saham KakaoBank Bergerak Tipis Meski Rencana Stablecoin Diperjelas
Sebelumnya, saat KakaoBank pertama kali mengumumkan pengajuan merek dagang stablecoin, harga sahamnya sempat melonjak 19,3% menjadi 37.000 won Korea ($27) dari $22,60.
Namun, setelah pembaruan rencana stablecoin terbaru diumumkan, harga saham hanya naik tipis pada hari Rabu, mencapai puncak 27.825 won ($20,10), lalu ditutup di angka 26.900 won ($19,43).
Dalam sesi perdagangan terbaru hari Kamis, saham KakaoBank kembali naik ringan sebesar 0,93% menjadi 27.150 won ($19,60).
Minat Global Terhadap Stablecoin Terus Meningkat
Tidak hanya KakaoBank, minat terhadap stablecoin juga meningkat di tingkat global. Laporan dari platform aset digital institusional Fireblocks pada 14 Mei lalu menunjukkan bahwa 90% pelaku institusi yang disurvei sedang mengeksplorasi penggunaan stablecoin dalam operasional mereka.
Di sisi lain, pemerintah Rusia dilaporkan tengah mempertimbangkan pengembangan stablecoin nasional. Di Abu Dhabi, tiga institusi besar juga bekerja sama untuk meluncurkan stablecoin yang dipatok pada mata uang dirham.