Layanan Kesehatan di Metaverse Diprediksi Tumbuh Pesat, Capai US$5,8 Miliar pada 2030
Teknologi metaverse diprediksi akan memainkan peran semakin besar dalam sektor layanan kesehatan global. Laporan terbaru dari Market Research Future (MRFR), perusahaan riset pasar yang berbasis di New York, menunjukkan bahwa adopsi teknologi imersif seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), blockchain, dan artificial intelligence (AI) telah memicu transformasi signifikan di bidang ini.
Dalam laporannya, MRFR memperkirakan bahwa nilai pasar layanan kesehatan di metaverse akan melonjak dari US$370 juta pada tahun 2022 menjadi US$5,8 miliar pada 2030. Angka ini mencerminkan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 48,3% selama periode tersebut.
Pasar ini mencakup penerapan layanan kesehatan dalam lingkungan virtual imersif, yang memungkinkan berbagai layanan dilakukan dari jarak jauh. Di antaranya termasuk pelatihan simulasi, klinik virtual, terapi digital, telemedisin, operasi jarak jauh, hingga konsultasi kesehatan mental.
Adopsi teknologi metaverse di sektor kesehatan melonjak drastis pada masa pandemi COVID-19, terutama antara tahun 2019 hingga 2020. Tren tersebut terus berlanjut dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir dekade ini.
Sejumlah perusahaan besar tercatat menjadi pemain utama dalam pengembangan layanan kesehatan di metaverse. Di Amerika Serikat, 8Chili, GE Healthcare, Novarad, Meta, Nvidia, Microsoft, dan Roblox menjadi yang terdepan. Sementara itu, Brainlab dan Siemens Healthineers menjadi pemimpin di Jerman. Medtronic dari Irlandia dan gameChange VR dari Inggris juga masuk dalam daftar pelaku penting.
GE, Siemens, dan Roblox dikenal lewat pemanfaatan metaverse untuk simulasi pendidikan kesehatan. Sementara itu, sejumlah perusahaan rintisan seperti Veyond Metaverse, ImmersiveTouch, dan Mindmaze telah aktif dalam pengembangan perencanaan bedah, pemulihan neurologis, dan teleterapi. Perusahaan-perusahaan ini gencar menjalin kerja sama dengan rumah sakit, universitas, dan platform teknologi untuk memperluas jangkauan layanan mereka.
Di sisi lain, Meta Platforms yang sempat mengalami kerugian besar akibat investasinya di metaverse, kini menunjukkan kemajuan menjanjikan. Meta AI, asisten kecerdasan buatan milik perusahaan tersebut, kini menjadi salah satu yang paling banyak diadopsi secara global dan diprediksi akan mencapai satu miliar pengguna.