Lobi Bank AS Lawan GENIUS Act: Terlambatkah Menghentikan Stablecoin Berbunga?
Lobi perbankan Amerika Serikat berusaha mengubah GENIUS Act untuk menutup celah regulasi stablecoin, namun banyak pihak menilai langkah ini sudah terlambat.
Lobi perbankan di AS, dipimpin oleh Banking Policy Institute (BPI) yang diketuai CEO JPMorgan Jamie Dimon, mengirim surat ke Kongres pekan lalu. Mereka memperingatkan bahwa stablecoin berbunga bisa mengancam sistem kredit tradisional dan meningkatkan biaya pinjaman jika dana nasabah beralih dari deposito bank ke stablecoin.
Ancaman Stablecoin Berbunga
Pelaku industri kripto, termasuk CEO Coinbase Brian Armstrong, sudah lama mendorong agar penerbit stablecoin bisa memberikan bunga kepada pengguna. Menurut mereka, ini memberi lebih banyak kontrol terhadap produk keuangan.
Namun, BPI menyoroti pasal Sec. 4(a)(11) GENIUS Act, yang secara eksplisit melarang penerbit stablecoin membayar “bunga atau hasil dalam bentuk apa pun” hanya karena pengguna menyimpan stablecoin tersebut. Walau begitu, beberapa ahli hukum berpendapat bahwa celah dalam undang-undang memungkinkan bursa kripto tetap memberi bunga berdasarkan mekanisme lain.
Andrew Rossow, pakar kebijakan publik, menilai risiko solvabilitas, likuiditas, dan perlindungan investor membuat stablecoin berbunga sulit diawasi. Ia memperingatkan potensi lahirnya “shadow banks” tanpa pengawasan ketat yang bisa mengganggu stabilitas keuangan.
Dampak terhadap Sistem Kredit
BPI menekankan bahwa stablecoin bukan pengganti deposito bank atau produk investasi tradisional. Jika dana publik beralih ke stablecoin, bank akan kesulitan menyalurkan pinjaman, sehingga biaya kredit meningkat dan jumlah pinjaman untuk bisnis maupun rumah tangga berkurang.
Rossow menambahkan bahwa argumen bank bisa dipahami, tetapi melabeli bunga stablecoin sebagai “berbahaya secara inheren” cenderung lebih sebagai upaya melindungi kepentingan bank tradisional daripada keseimbangan regulasi.
Apakah GENIUS Act Akan Diubah?
Meski lobi bank kuat di Washington, peluang mereka untuk benar-benar mengubah GENIUS Act terbatas. Aaron Brogan, pendiri firma hukum Brogan Law, menyebut upaya bank mirip dengan “tilting at windmills” — melawan hal yang sudah tak bisa dihentikan.
Ia membandingkan hal ini dengan industri musik yang dulu menolak file digital namun akhirnya kalah oleh tren baru. “Orang tidak pernah benar-benar ingin memakai bank untuk pembayaran, hanya saja dulu mereka terpaksa. Sekarang, dengan stablecoin, mereka tidak perlu lagi,” jelasnya.
Bagi BPI, pergeseran ke stablecoin berarti: bunga lebih tinggi, pinjaman lebih sedikit, dan biaya lebih besar bagi bisnis kecil dan rumah tangga. Namun, bagi industri kripto, GENIUS Act sudah menjadi bukti bahwa mereka mampu melobi kepentingan sendiri dengan sukses.