
Manfaat Teknologi Blockchain Bagi Pasar Modal
Pasar modal adalah wadah yang mempertemukan pembeli dan penjual untuk melakukan perdagangan saham, obligasi, mata uang, dan aset keuangan lainnya. Pasar ini membantu membiayai banyak perusahaan di dunia.
Pada tahun 2020, ketika wabah Covid-19 melanda, industri pasar modal terus tumbuh, baik dari segi aktivitas transaksi maupun volume perdagangan. Pada waktu ini juga, kapitalisasi pasar modal secara global mencapai rekor tertinggi, yaitu $109 triliun.
Kedengarannya luar biasa, tapi pasar modal memiliki kekurangan. Selama beberapa dekade, infrastruktur yang menggerakkan pasar modal menjadi semakin kompleks. Misalnya, ini memiliki perantara dan menimbulkan saling ketergantungan. Ditambah persyaratan peraturan dan standar keamanan yang terus-menerus membutuhkan penyempurnaan.
Kompleksitas ini dieksploitasi, sehingga menyebabkan waktu penyelesaiannya lama, manipulasi pasar, pelanggaran keamanan, pencucian uang, dan tindakan korupsi lainnya. Nah, ditengah masalah ini, teknologi blockchain muncul sebagai solusi.
Bagaimana Blockchain Mengubah Pasar Modal?
Dalam perspektif yang lebih luas, teknologi blockchain bertujuan untuk mengurangi peran perantara, mengurangi waktu penyelesaian transaksi dan biayanya, meningkatkan transparansi perdagangan, mengurangi friksi dalam transaksi, dan meningkatkan kecepatan transaksi.
Dalam hal pasar modal, blockchain bisa menawarkan tokenisasi aset bagi pemain pasar modal dengan biaya lebih murah (hemat sekitar 35%–65% dibandingkan sekuritisasi tradisional). Tokenisasi aset adalah proses mengubah aset nyata seperti real estat, komoditas, saham ekuitas swasta, dan barang fisik menjadi aset digital di blockchain.
Selain itu, blockchain dapat menyederhanakan proses rekonsiliasi dan verifikasi yang panjang, seperti pemeriksaan anti pencucian uang (AML) dan know-your-customer (KYC).
Mari kita gali lebih dalam manfaat blockchain bagi pasar modal:
Mempercepat transaksi
Penggunaan blockchain bisa memproses transaksi lebih cepat, dengan memangkas waktu yang diperlukan untuk izin dan penyelesaian.
Proses perampingan
Blockchain merampingkan operasi di seluruh lifecycle asset, termasuk orientasi investor, penyerahan acara, eksekusi perdagangan, dan layanan pasca-penyelesaian.
Peningkatan operasional
Standarisasi diperlukan untuk meningkatkan operasi. Tapi blockchain bisa mengurangi proses ini.
Penjualan dan trading
Penjualan dan trading adalah beberapa fungsi utama investasi perbankan, yang mencakup pembelian dan penjualan sekuritas dan instrumen lainnya. Blockchain menggunakan mekanisme seperti negosiasi bilateral, pertukaran terpusat, pertukaran terdesentralisasi, dan lelang untuk memungkinkan sekuritas digital masuk ke pasar dengan mulus.
Manajemen collateral
Blockchain dapat mengurangi redudansi yang ada dalam proses manajemen jaminan yang memperlambat keseluruhan sistem. Ini membantu menghilangkan rekonsiliasi manual dan pengiriman sekuritas secara fisik. Selain itu, smart contract dapat meningkatkan manajemen agunan dengan mengeluarkan margin call dan menerapkan aturan yang telah ditentukan sebelumnya untuk setiap hubungan bilateral atau perantara.
Custody
Custody meminimalkan risiko pencurian atau kehilangan aset keuangan, dengan bantuan teknologi blockchain dan fitur keamanannya yang canggih. Blockchain juga dapat menurunkan biaya secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional.
Manajemen aset
Manajemen aset mengacu pada administrasi uang dan sekuritas oleh lembaga keuangan. Teknologi Blockchain digunakan untuk mengotomatisasi lifecycle keamanan digital seperti proses manajemen.
Tantangan Blockchain di Pasar Modal
Meskipun memiliki banyak manfaat dan prospek pertumbuhan yang luar biasa, teknologi blockchain juga menghadapi tantangan yang cukup besar, yang membatasi pemanfaatan teknologi ini secara penuh di ekosistem pasar modal.
Beberapa yang paling memprihatinkan adalah peningkatan biaya transaksi, kurangnya skalabilitas dan interoperabilitas, dan inefisiensi. Privasi dan ketidakpastian hukum adalah masalah utama lainnya.
Inefisiensi
Kurangnya fleksibilitas blockchain terkadang juga dapat membatasi penggunaannya. Di blockchain, transaksi akan tersimpan secara permanen setelah divalidasi dan disimpan. Sayangnya ini tidak selalu diinginkan di pasar modal.
Kurangnya Standardisasi
Meskipun teknologi telah maju selama beberapa tahun terakhir, ada kelangkaan standardisasi antara penggunaan yang muncul dan solusi teknisnya. Jelas, ini menghambat skalabilitas.
Selain itu, salah satu kekhawatiran terbesar adalah apakah blockchain di ruang pasar modal dapat menggantikan lembaga kliring seutuhnya. Jadi, regulator perlu diyakinkan bahwa blockchain terdesentralisasi bisa memenuhi persyaratan ini.
Masa Depan Blockchain di Pasar Modal
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur yang kuat dan tangguh, penggunaan teknologi blockchain diperkirakan akan terus berkembang dan meningkat.
Namun, ini akan sangat ditentukan oleh seberapa banyak broker, dealer, manajer aset, dan penyedia layanan terkait lainnya yang terbuka untuk memanfaatkan manfaat teknologi canggih ini.