
Nigeria Gugat Binance Sebesar $81,5 Miliar, Tuduh Hancurkan Ekonomi dan Mata Uang Naira
Pemerintah Nigeria menggugat bursa cryptocurrency Binance senilai $81,5 miliar, dengan tuduhan bahwa operasi perusahaan tersebut telah merugikan ekonomi negara yang sedang kesulitan.
Menurut laporan Reuters pada Rabu (19/2), pengacara pemerintah Nigeria berusaha untuk memaksa Binance membayar tersebut sebagai kompensasi atas dugaan dampaknya terhadap ekonomi negara tersebut dan penurunan nilai mata uang resmi Nigeria, naira. Selain itu, mereka juga berusaha untuk menuntut pembayaran pajak terutang sebesar $2 miliar yang diduga belum dibayar oleh perusahaan tersebut.
Gugatan ini menjadi bagian dari serangkaian permasalahan hukum antara otoritas Nigeria dan Binance, yang mencakup insiden penculikan terhadap seorang eksekutif Binance pada 2024 yang menjadi sorotan media internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, Binance telah menjadi alternatif populer bagi sistem keuangan Nigeria yang tengah dilanda masalah, namun otoritas Nigeria menyalahkan bursa tersebut atas kesulitan ekonomi negara dan menuduhnya terlibat dalam pencucian uang serta penghindaran pajak.
Binance Dituduh Memperburuk Krisis Naira
Sejak 2019, Binance beroperasi di Nigeria tanpa terdaftar sebagai bisnis resmi, melayani masyarakat yang sering mencari cara untuk menukar naira mereka dengan stablecoin dan cryptocurrency lainnya. Namun, tahun lalu, perusahaan menghentikan perdagangan yang menggunakan naira setelah pemerintah Nigeria melancarkan tindakan tegas terhadap industri cryptocurrency. Otoritas Nigeria menuduh layanan yang disediakan oleh Binance dan bursa lainnya telah menyebabkan depresiasi nilai naira.
Sejak 2023, nilai naira telah merosot lebih dari 70% terhadap dolar AS, menurut data dari perusahaan riset Markets Forces Africa. Sementara itu, angka inflasi tahunan Nigeria tercatat mencapai 24,48% pada Januari 2024, menurut data dari Biro Statistik Nasional Nigeria.
Tantangan Hukum yang Terus Menghantui Binance
Sejak beberapa tahun terakhir, Binance semakin sering terlibat dalam masalah hukum di Nigeria. Pada 2024, bursa ini menghadapi empat tuduhan penghindaran pajak, yang semuanya dibantah oleh perusahaan.
Secara terpisah, Binance dan beberapa stafnya juga dihujani tuduhan pencucian uang pada tahun yang sama, yang menyebabkan penahanan eksekutif terkemuka perusahaan, Tigran Gambaryan, yang akhirnya dibebaskan dari penjara Nigeria pada musim gugur 2024.
Meski Gambaryan telah dibebaskan, Binance masih menghadapi tuduhan pencucian uang yang diajukan oleh badan anti-korupsi Nigeria. Perusahaan ini dijadwalkan untuk menjalani persidangan minggu depan untuk membantah tuduhan yang menyatakan bahwa mereka telah memfasilitasi pencucian lebih dari $35 juta melalui operasinya di Nigeria.