
Signature Bank yang Ramah Crypto Ditutup Oleh Regulator AS
Regulator AS telah menutup bank ramah crypto Signature Bank, sebagai upaya untuk mencegah peningkatan krisis perbankan.
Menurut penjelasan Federal Reserve, keputusan itu dibuat bersama dengan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi ekonomi AS dan memperkuat kepercayaan publik pada sistem perbankan.
Sekarang, aset bank tersebut berada di bawah kendali FDIC. Kabar baiknya, The Fed meyakinkan deposan Signature Bank bahwa mereka akan tetap memiliki akses penuh ke deposito mereka. Tapi pemegang saham bank dan debitur tanpa jaminan tidak akan dilindungi.
Adrienne Harris dari Departemen Layanan Keuangan New York merinci bahwa Signature memiliki aset sekitar $110,36 miliar dan total simpanan sekitar $88,59 miliar per 31 Desember 2022.
"Langkah ini akan memastikan bahwa sistem perbankan AS terus menjalankan peran vitalnya dalam melindungi simpanan dan menyediakan akses kredit ke rumah tangga dan bisnis dengan cara mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan," demikian bunyi pernyataan bersama Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan FDIC pada Minggu malam (waktu setempat).
Pada saat yang sama, The Fed juga mengumumkan program pendanaan Bank Term Funding Program (BTFP) yang menawarkan pinjaman hingga satu tahun ke pada bank. Program ini diharapkan dapat membantu bank yang mengalami masalah likuidasi untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Pada hari Minggu, Presiden AS Joe Biden memuji The Fed karena berhasil menemukan solusi cepat, untuk memastikan bahwa uang para pembayar pajak tetap aman.
“Orang-orang Amerika dan bisnis Amerika bisa yakin bahwa simpanan bank mereka akan tersedia saat mereka membutuhkannya,” kata Biden.
Tapi seorang sumber mengatakan pada New York Post bahwa "Regulator mengacaukan (bank) dengan membiarkannya sampai seperti ini, tetapi ini adalah cara terbaik untuk mencegah penularan."
Signature Bank memiliki deposito $88,6 miliar pada 31 Desember dan merupakan salah satu pemberi pinjaman besar di industri crypto.
Penutupan bank tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah bank ramah crypto terkemuka lainnya, Silvergate Bank mengumumkan akan menutup operasinya dan melakukan likuidasi sukarela, dan setelah Silicon Valley Bank ditutup oleh regulator pada 10 Maret.
Namun apa yang terjadi pada Signature Bank di luar prediksi analis karena bank ini memiliki aset yang besar dan mampu mengatasi badai yang disebabkan oleh keruntuhan FTX.
Jika dibandingkan dengan Silvergate, aset Signature Bank bahkan jauh lebih besar. Pada akhir Q4 2022, Signature memiliki aset $110 miliar, sementara Silvergate hanya $11 miliar.
Selain itu, Signature lebih berhati-hati dalam menyimpan dananya. Depositnya yang terkait dengan crypto hanya sekitar 20%, sementara Silvergate 100% crypto.
Dan yang lebih penting, neraca Signature jauh lebih likuid daripada Silvergate. Signature memiliki $34 miliar aset likuid, yang hampir 2x lipat dari deposit kriptonya (senilai $18 miliar). Jadi jika terjadi crypto run, maka Signature akan mampu memenuhi perminataan pelanggannya.