Telegram Hadirkan Fitur Baru: Ubah Hadiah Digital jadi NFT
Telegram baru saja merilis pembaruan yang memungkinkan pengguna meng-upgrade hadiah digital mereka menjadi non-fungible tokens (NFT), sehingga dapat diperjualbelikan dan dimiliki di platform blockchain.
"Hadiah Telegram sekarang dapat di-upgrade menjadi NFT. Hadiah NFT ini memiliki atribut unik dan dapat ditukar dengan pengguna lain atau dijual di marketplace TON NFT," bunyi pengumuman Telegram pada hari Kamis (02/01/2025).
Fitur baru ini memungkinkan hadiah digital seperti Jelly Bunny dan Santa Hat untuk di-upgrade menjadi koleksi NFT dengan atribut yang dapat disesuaikan, seperti warna latar belakang dan ikon. Proses upgrade memerlukan Telegram Stars, mata uang digital Telegram, untuk membayar biaya blockchain.
Terdapat lebih dari 20 jenis hadiah digital yang memenuhi syarat untuk diubah menjadi NFT, dengan total lebih dari 1.400 variasi penampilan unik yang tersedia. Telegram juga merencanakan perluasan jenis hadiah digital di masa mendatang. Koleksi NFT ini dapat langsung ditransfer, dipertukarkan, atau diperdagangkan di marketplace NFT.
Peningkatan Fitur Telegram Lainnya
Selain pembaruan NFT, Telegram memperkenalkan beberapa fitur baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna, termasuk:
- Filter pencarian pesan: Pengguna kini dapat mempersempit hasil pencarian berdasarkan kategori, seperti obrolan pribadi, grup, atau saluran, langsung dari bilah pencarian.
- Pemindai QR bawaan: Pemindai QR ini memungkinkan pengguna memindai kode melalui kamera aplikasi tanpa perlu keluar dari Telegram.
- Reaksi pada pesan layanan: Pesan seperti notifikasi hadiah, bergabung dengan grup, atau memulai obrolan video kini mendukung reaksi, mempermudah pengguna memberikan respons cepat.
Ancaman Baru: Malware Telegram Targetkan Pengguna Crypto
Di sisi lain, pembaruan Telegram juga disusul oleh peringatan dari perusahaan keamanan blockchain Scam Sniffer, mengenai ancaman scam baru yang memanfaatkan bot Telegram untuk menyasar pengguna cryptocurrency.
Scammers menggunakan bot palsu bernama “OfficiaISafeguardBot” untuk menyuntikkan malware ke sistem korban. Modusnya melibatkan akun palsu yang mengaku sebagai influencer crypto terkenal di platform X. Akun ini mengundang korban ke grup Telegram dan menginstruksikan mereka untuk "memverifikasi" akun menggunakan bot palsu.
Menurut Scam Sniffer, bot tersebut menyuntikkan kode PowerShell untuk membajak sistem korban. Malware ini memungkinkan scammer mencuri private keys pengguna dan menguras isi dompet cryptocurrency mereka.