Tether Pindahkan Kantor Pusat ke El Salvador Usai Peroleh Lisensi Operasi
Tether, perusahaan di balik stablecoin terbesar dunia, USDT, mengumumkan keputusan untuk merelokasi kantor pusat dan anak perusahaannya ke El Salvador. Langkah ini dilakukan setelah Tether memperoleh lisensi penyedia layanan aset digital (DASP) di negara tersebut pada tahun 2025.
Dalam pengumuman pada hari Senin (13/01/2025), Tether menyebutkan bahwa keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan regulasi yang mendukung dan adopsi Bitcoin yang terus meningkat di El Salvador.
CEO Tether, Paolo Ardoino, menggambarkan langkah ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat visi perusahaan terhadap kebebasan finansial dan inovasi. "Keputusan ini adalah perkembangan alami bagi Tether karena memungkinkan kami untuk membangun rumah baru, mendorong kolaborasi, dan memperkuat fokus kami pada pasar yang sedang berkembang," ujar Ardoino.
Tether juga menyatakan rencana untuk mendukung inisiatif energi terbarukan di El Salvador, termasuk proyek energi geothermal yang memanfaatkan kekuatan gunung berapi di negara tersebut. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur energi nasional sekaligus mendukung penambangan kripto yang berkelanjutan.
El Salvador telah menjadi pusat perhatian dunia sejak mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada 2021 di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele. Pemerintah juga mendorong kebijakan untuk meningkatkan pariwisata dan menarik investasi asing.
Menurut laporan Santander US Capital Markets pada 2024, kebijakan ramah Bitcoin di El Salvador turut berkontribusi pada peningkatan pariwisata. Tether berencana untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pelaku bisnis lokal guna memperluas akses keuangan dan mendorong penggunaan stablecoin USDT dalam transaksi.
Relokasi Tether mengikuti langkah serupa oleh Bitfinex Derivatives, yang juga memperoleh lisensi DASP di El Salvador baru-baru ini. Selain itu, sejumlah eksekutif Tether, termasuk Chief Operating Officer Claudia Lagorio, telah berinvestasi dalam properti di El Salvador dan menjadi warga negara pada tahun 2024.
Presiden Bukele, yang terpilih kembali pada 2024, menyebut adopsi Bitcoin sebagai langkah positif bagi El Salvador. Meski demikian, dalam wawancara pada Agustus 2024, ia mengakui bahwa manfaat penuh dari kebijakan ini belum sepenuhnya terlihat.
El Salvador saat ini memegang lebih dari 6.000 Bitcoin, yang pada Desember 2024 bernilai lebih dari $550 juta. Sementara itu, Tether tetap menjadi penerbit stablecoin terbesar di dunia dengan lebih dari $137 miliar USDT yang beredar.
Langkah Tether ini tidak hanya mempertegas posisi El Salvador sebagai pionir dalam adopsi kripto, tetapi juga memperkuat hubungan antara teknologi blockchain dengan pembangunan ekonomi negara berkembang.