
Mining Bitcoin Picu Kebisingan dan Kontroversi di Kota Kecil Texas
Suara bising mirip raungan mesin jet kini menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari warga Granbury, sebuah kota kecil berpenduduk 12.600 jiwa di Texas Timur.
Sejak musim panas 2022, kemunculan fasilitas tambang bitcoin besar-besaran tak jauh dari permukiman warga telah memicu keluhan akibat getaran dan kebisingan yang mengganggu kenyamanan serta kualitas hidup.
Shenice Copenhaver, warga setempat, mulai curiga saat anjing-anjing peliharaannya kehilangan bulu dan mulai bersembunyi dalam waktu lama. Tak lama setelah itu, suara gemuruh berat mulai terdengar dari arah fasilitas tambang kripto yang baru beroperasi, hanya sekitar satu mil dari rumahnya.
“Saya bisa merasakannya di dada. Itu membangunkan saya dari tidur,” ujarnya.
Copenhaver mencatat tingkat kebisingan harian yang kini mencapai 80 hingga 100 desibel, setara dengan suara mesin pemotong rumput atau konser musik.
Para penambang bitcoin menggunakan deretan komputer khusus yang membutuhkan pendinginan intensif dengan kipas industri besar, dan itulah yang menghasilkan suara keras. Selain itu, mining Bitcoin tidak seperti pusat data AI yang tertutup dan dibangun jauh dari pemukiman. Justru, ini sering kali berada di lokasi di kota-kota tua dekat sumber listrik murah.
Sebuah video yang diambil oleh warga setempat bernama Cheryl Shadden, pada 23 April lalu menunjukkan padang hijau dengan latar belakang asap mengepul dan suara bising menggelegar yang konstan. Warga menggambarkan kebisingan itu seperti berdiri di tepi Air Terjun Niagara.
Itu adalah mining bitcoin milik perusahaan Mara, dan merupakan adalah salah satu dari 137 fasilitas skala industri yang tersebar di seluruh Amerika Serikat, dengan konsentrasi terbanyak di Texas.
Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), sektor ini menyedot hingga 2,3% dari total daya listrik nasional. Di Granbury sendiri, fasilitas tambang Mara yang berkekuatan 300 megawatt berdampingan dengan dua pembangkit listrik tenaga gas milik Constellation Energy, yang tengah memperjuangkan izin untuk membangun pembangkit ketiga.
Sejak terpilihnya Donald Trump kembali sebagai presiden, industri tambang kripto di AS mengalami lonjakan. Trump secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap tambang bitcoin domestik dan menerbitkan perintah eksekutif pada Januari lalu yang menjamin hak untuk menambang aset digital. Putranya, Eric Trump, bahkan meluncurkan perusahaan tambang sendiri bernama America Bitcoin.
Sejumlah perusahaan, termasuk Mara dan Polaris Technology Inc., telah mengumumkan rencana ekspansi besar-besaran, dengan tambahan kapasitas listrik sebesar 2,42 gigawatt – setara dengan kebutuhan hampir dua juta rumah tangga AS. Dana sebesar US$3,7 miliar telah dikumpulkan sejak November lalu untuk mendukung pertumbuhan ini.
Namun, ekspansi ini juga membawa dampak buruk bagi warga. Selain mengeluhkan kebisingan, mereka juga harus menanggung beban biaya listrik. Menurut firma Wood Mackenzie, keberadaan tambang bitcoin di Texas menyebabkan kenaikan biaya listrik tahunan sebesar US$1,8 miliar untuk konsumen non-penambang.