
Trump Usulkan Cek Dividen 20%, Penghematan DOGE Dipertanyakan
Seorang penyelidik kripto bernama Momentum Chaser mengkritisi klaim Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE) yang menyatakan telah menghemat 55 miliar dolar dari anggaran federal. Klaim tersebut kini dipertanyakan, terutama setelah beberapa revisi angka yang dilakukan dan sorotan tajam dari sejumlah media.
DOGE, yang dipimpin oleh Elon Musk, menampilkan di situs resminya pengurangan anggaran dari berbagai sumber pendanaan federal serta penyesuaian di beberapa lembaga pemerintahan. Namun, Momentum Chaser menilai bahwa angka 55 miliar dolar tersebut jauh lebih berlebihan dibandingkan dengan realitas di lapangan. Dalam konteks ini, Presiden Donald Trump bahkan pernah menyatakan bahwa 20% dari dana yang “dihemat” seharusnya langsung dibagikan kepada pembayar pajak Amerika, sementara 20% lainnya dialokasikan untuk pengurangan utang nasional.
Media besar seperti The New York Times dan Huffington Post turut menyuarakan keprihatinan mereka terhadap keakuratan angka yang disampaikan oleh DOGE. Meskipun telah dilakukan beberapa pembetulan terhadap perhitungan awal, total penghematan yang diumumkan tetap di angka 55 miliar dolar, sehingga menimbulkan pertanyaan seberapa dapat dipercaya klaim tersebut.
Elon Musk, yang juga dikenal dengan aksinya dalam memangkas pemborosan di pemerintahan federal, mengklaim mampu memangkas hingga 2 triliun dolar dengan kecepatan sekitar 4 miliar dolar per hari. Di tengah optimisme tersebut, ide mengenai “dividen DOGE” muncul dari James Fishback, CEO Azoria. Rencana ini mengusulkan agar total penghematan tersebut, jika mencapai 2 triliun dolar, dibagi rata kepada sekitar 79 juta rumah tangga pembayar pajak, sehingga setiap rumah tangga mendapatkan dividen sekitar 5.000 dolar.
Meski demikian, Momentum Chaser menemukan sejumlah kesalahan dalam laporan DOGE. Misalnya, sebuah kontrak Departemen Keamanan Dalam Negeri senilai 8 juta dolar dilaporkan secara keliru sebagai 8 miliar dolar. Kesalahan lain terjadi pada perhitungan kontrak untuk Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang seharusnya dihitung hanya sekali, bukan tiga kali seperti yang terjadi. Perbaikan angka atas kesalahan tersebut pun langsung dilakukan oleh DOGE, meskipun total penghematan yang diumumkan tidak berubah.
Kontroversi ini semakin memanas dengan adanya dampak pemotongan anggaran yang dirasa mengganggu layanan penting. Beberapa negara bagian AS bahkan mengajukan permohonan perintah penahanan terhadap DOGE karena pemangkasan pendanaan pada sektor-sektor vital, seperti layanan kesehatan veteran dan pendidikan. Pemotongan ini telah menyebabkan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan di lembaga terkait.
Di tengah sorotan publik dan kontroversi yang berkembang, Gedung Putih juga mengeluarkan klarifikasi terkait peran Elon Musk. Pada awalnya, Musk disebut sebagai penasihat khusus presiden dan bukan karyawan DOGE, namun pernyataan ini sempat bertabrakan dengan pernyataan Presiden Trump yang mengklaim telah menunjuk Musk sebagai penanggung jawab DOGE.
Terlepas dari semua kontroversi dan perdebatan seputar angka penghematan, DOGE tampaknya akan terus melanjutkan aksinya, dengan Securities and Exchange Commission (SEC) dilaporkan sebagai target berikutnya dalam upaya pemangkasan anggaran federal.