
Mengenal DeepSeek: Asisten AI Asal Tiongkok yang Sedang Viral
Perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, mencuri perhatian Amerika Serikat dan mengguncang Wall Street melalui teknologi terbaru mereka, yang menurut beberapa pakar, mampu menyaingi ChatGPT buatan OpenAI.
Teknologi DeepSeek mengejutkan para investor karena biaya pengembangannya yang rendah, diperkirakan hanya sebesar $6 juta (Rp97,1 miliar) oleh analis Wedbush Securities, Dan Ives. Sebagai perbandingan, OpenAI, Google, dan perusahaan besar AS lainnya diperkirakan akan menginvestasikan sekitar $1 triliun dalam AI beberapa tahun mendatang, menurut Goldman Sachs.
Pada hari Senin (27/01), peluncuran teknologi DeepSeek menggoyahkan saham perusahaan-perusahaan besar AI seperti Nvidia dan ASML. Saham Nvidia anjlok 17%, menghapus nilai pasar sebesar $600 miliar—kerugian satu hari terbesar dalam sejarah pasar saham. Sementara itu, ASML turun 6% dan Broadcom merosot 17%.
Apa itu DeepSeek?
DeepSeek adalah perusahaan rintisan asal Tiongkok yang didirikan pada Juli 2023 oleh Liang Wenfeng, lulusan Universitas Zhejiang, salah satu universitas ternama di Tiongkok. Liang dikabarkan telah membeli persediaan chip Nvidia A100, jenis teknologi yang sekarang dilarang untuk diekspor ke China.
Menurut laporan MIT, Chip tersebut menjadi dasar dari DeepSeek. Teknologi ini diklaim mampu bersaing dengan model generatif AI lainnya, seperti ChatGPT dan Llama 3.1. Ben Reitzes, kepala riset teknologi di Melius, mengatakan kepada para investor dalam sebuah catatan bahwa DeepSeek membuat terobosan yang sah sebagai alat AI, termasuk pembelajaran yang lebih baik dan penggunaan memori yang lebih efisien, meskipun ia menyatakan keraguannya tentang "jumlah chip yang digunakan."
Selain itu, DeepSeek menggunakan model AI open source yang mengandalkan teknik inference-time computing. Menurut Giuseppe Sette, presiden firma riset AI Reflexivity, metode ini memungkinkan DeepSeek mengaktifkan hanya bagian relevan dari model mereka untuk setiap permintaan, sehingga menghemat biaya dan daya komputasi.
"DeepSeek berhasil mengguncang pasar dengan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya lebih sedikit," kata Sette. "Ini menunjukkan bahwa kejutan di dunia AI akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan."
DeepSeek juga memanfaatkan chip Nvidia A100, yang sebelumnya dibeli dalam jumlah besar sebelum larangan ekspor ke Tiongkok berlaku.
Mengapa DeepSeek Menarik Perhatian?
Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir 2022, perusahaan teknologi Tiongkok berlomba-lomba mengembangkan chatbot AI mereka. Namun, model awal buatan perusahaan seperti Baidu dinilai belum mampu menyaingi teknologi AS.
Akan tetapi, DeepSeek berhasil membalikkan narasi ini. Model DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 menerima pujian dari eksekutif Silicon Valley dan insinyur perusahaan teknologi AS. Model ini tidak hanya lebih efisien, tetapi juga jauh lebih murah.
Menurut DeepSeek, penggunaan model R1 bisa 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan model OpenAI. Namun, klaim ini menghadapi skeptisisme. CEO Scale AI, Alexandr Wang, mengklaim DeepSeek memiliki 50.000 chip Nvidia H100 yang melanggar larangan ekspor AS, meskipun tanpa bukti konkret. DeepSeek belum memberikan komentar terkait tuduhan tersebut.