Author: Iqbal Hartono

Wali amanat Mt.Gox mengirimkan gelombang kejut di pasar kripto pada hari Selasa (17/06) dengan memindahkan Bitcoin senilai $2,8 miliar ke salah satu cold wallet mereka. Perlu dicatat, transaksi ini tampaknya hanya pemindahan internal Mt. Gox dari satu dompet ke dompet lainnya. Namun, hal tersebut tampaknya cukup membuat investor khawatir, menyebabkan harga Bitcoin drop secara tiba-tiba. Pada saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin telah turun ke $62.929, padahal aset kripto ini sempat naik di atas $65.000 pada pukul 11.00, yang merupakan titik tertingginya dalam sebulan.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat dilaporkan telah memberikan "persetujuan awal" kepada pemohon exchange-traded fund (ETF) Ethereum Spot. Hal ini memicu spekulasi bahwa ETF tersebut akan mulai diperdagangkan paling cepat Selasa depan. Menurut laporan Reuters pada 15 Juli yang mengutip tiga sumber, persetujuan SEC sekarang hanya bergantung pada pengajuan dokumen penawaran akhir oleh para pelamar kepada regulator sebelum akhir minggu ini. Sumber tersebut menyebutkan bahwa pelamar yang dimaksud termasuk BlackRock, Franklin Templeton, dan VanEck.

Penambang kripto ilegal Malaysia diduga telah mencuri listrik senilai RM3,4 miliar (setara dengan Rp11,7 triliun) antara tahun 2018 hingga 2023. Kerugian negara ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Transisi Energi dan Transformasi Air Malaysia, Akmal Nasrullah Mohd Nasir pada acara pelepasan 2.022 barang sitaan, termasuk peralatan penambangan Bitcoin.

Kepala regulator komoditas Amerika Serikat, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) kembali menegaskan bahwa Bitcoin dan Ether, dua aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, adalah komoditas. Oleh karena itu, lembaganya harus diberi wewenang pengawasan atas kedua aset digital tersebut. Pendapat ini disampaikan oleh Rostin Behnam dalam kesaksian di hadapan Komite Senat AS tentang Pertanian, Nutrisi, dan Kehutanan pada tanggal 9 Juli. Behnam mengatakan bahwa putusan pengadilan baru-baru ini di Illinois menegaskan kembali bahwa Bitcoin dan Eter adalah komoditas.

Bursa kripto dan platform perdagangan derivatif BitMEX telah mengaku bersalah melanggar Bank Secrecy Act Amerika Serikat dengan beroperasi tanpa menerapkan program Anti Pencucian Uang (AML) yang memadai. Menurut Jaksa AS, BitMEX melanggar persyaratan AML karena tidak menerapkan program AML dengan standar Know Your Customer (KYC) dan hanya meminta pengguna untuk memberikan alamat email.